Suara.com - Turki telah melaporkan hasil uji klinis fase tiga dari vaksin Covid-19 Sinovac yang dilakukan di negaranya, pada Kamis (24/12/2020).
Data sementara menunjukkan vaksin dari China tersebut 91,25% efektif mencegah infeksi virus corona.
Hasilnya berpotensi jauh lebih baik daripada yang dilaporkan dari uji coba terpisah di Brasil, yang menyebut vaksin efektif lebih dari 50%.
Dilansir Channel News Asia, peneliti Turki mengatakan bahwa tidak ada efek samping khusus selama percobaan mereka selain satu orang yang memiliki reaksi alergi.
Baca Juga: Pesan Natal Paus Fransiskus: Jangan Egois, Semua Harus Dapat Vaksin Corona
Sedangkan efek umum yang terjadi adalah demam, nyeri ringan, dan sedikit kelelahan.
"Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) pada orang-orang Turki," kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca.
Ia menambahkan bahwa Ankara, pusat pemerintahan negara tersebut, akan menggunakan data tersebut untuk melisensikan vaksin Sinovac.
Turki memulai uji klinis vaksin Sinovac pada 14 September, melibatkan lebih 7000 sukarelawan.
Koca juga mengatakan bahwa peneliti awalnya berencana untuk mengumumkan hasilnya setelah 40 orang terinfeksi. Tetapi temuan justru telah menunjukkan bahwa para sukarelawan memiliki efek samping ringan setelah vaksinasi dan karenanya, vaksin dianggap aman.
Baca Juga: Putra Raja Arab Saudi Jadi Salah Satu Penerima Pertama Vaksin Pfizer
"Meski berisiko, kami melihat gambaran (hasil) yang sangat ringan di mana tes PCR covid-19 dari tiga orang positif, tanpa demam atau masalah pernapasan. Kami dapat dengan mudah mengatakan bahwa, meskipun berisiko, ketiga orang itu mengalaminya (Covid-19) dengan sangat ringan," imbuh Koca.
Hasil ini membuat Turki setuju untuk memberi 50 juta dosis vaksin Sinovac dan akan menerima pengiriman selambatnya pada 11 Desember kemarin. Namun, pengiriman tersebut tertunda.
Apabila vaksin tiba, Turki akan memvaksinasi sekitar 9 juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan petugas kesehatan.