Suara.com - Paris tengah mengalami pembatasan sosial dan memberlakukan jam malam, di tengah peningkatan kasus Covid-19. Hal ini membuat sejumlah keluarga tak bisa merayakan malam Natal bersama.
Namun rupanya hal tersebut tak menghalangi Josette Boyeldieu dan Guylene Lehmann menghabiskan liburan Natal bersama anak-anak dan cucu mereka di dekat Paris.
Mereka adalah pensiunan, salah satu kelompok yang paling berisiko terkena Covid-19.
Setelah mempertimbangkan risikonya, mereka mengenakan masker yang serasi, dihiasi dengan motif rusa kutub dan manusia salju, dan pergi ke rumah anak-anak mereka untuk makan malam Natal yang disertai anggur, tiram, dan kalkun.
Mereka menghabiskan malam Natal di rumah Fabienne dan Florent Boyeldieu. Florent adalah putra Josette Boyeldieu dan istrinya, Fabienne, adalah putri Lehmann. Para cucu dan kerabat lainnya juga hadir di rumah itu, yang berada di Magny-le-Hongre, 40 km (24 mil) timur dari Paris.
"Kami tetap berhati-hati. Kami tidak berpelukan. Kami biasanya berpelukan, tapi kali ini tidak," kata Josette Boyeldieu, sang nenek yang berusia 72 tahun.
"Kami di sini sebagai satu keluarga. Saya sendiri akan takut naik angkutan umum. Tapi di sini, dengan keluarga saya, saya tidak (takut)."
Dengan tingkat infeksi yang meningkat di banyak negara, termasuk Prancis, pejabat kesehatan masyarakat khawatir bahwa berkumpul bersama keluarga atau teman selama liburan Natal dan Tahun Baru dapat memicu gelombang baru pandemi.
Banyak keluarga membuat keputusan yang menyakitkan, yaitu meniadakan perayaan yang biasa mereka lakukan.
Baca Juga: Tampil Seksi Rayakan Malam Natal, Makeup Salmafina Dinyinyiri
Perdana Menteri Prancis Jean Castex menyarankan pertemuan keluarga selama perayaan Natal dan Tahun Baru dibatasi pada kehadiran maksimal enam orang dewasa.