Suara.com - Peningkatan tekanan darah tinggi bisa terjadi disebabkan oleh berbagai hal. Dalam hal ini, makanan hingga aktivitas Anda bisa meningkatkan tekanan darah.
Melansir dari Medicinenet, berikut beberapa kondisi dan makanan yang bisa meningkatkan tekanan darah tinggi, antara lain:
1. Gula Tambahan
Penambahan gula, terutama dalam bentuk olahan seperti sirup jagung fruktosa tinggi mungkin bisa lebih berefek pada tekanan darah daripada penambahan garam.
Baca Juga: Kacang Hijau Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Ini Khasiatnya!
Orang dengan lebih banyak gula tambahan dalam makanan mereka dapat mengalami peningkatan tekanan darah. Hanya satu minuman ringan 24 ons menyebabkan peningkatan rata-rata 15 poin tekanan sistolik (angka atas, atau tekanan selama detak jantung) dan 9 diastolik (angka bawah, atau tekanan di antara ketukan).
2. Kesepian
Selama 4 tahun, tekanan darah sistolik orang-orang yang paling kesepian dalam sebuah penelitian naik lebih dari 14 poin. Para peneliti menytakan bahwa kesepian yang disertai pemikiran ketakutan akan penolakan dan kekecewaan serta perasaan lebih waspada tentang keselamatan dan keamanan dapat mengubah cara kerja tubuh. Pada gilirannya juga dapat berpengaruh pada tekanan darah.
3. Tak Buang Air Kecil
Tekanan sistolik naik rata-rata sekitar 4 poin, dan diastolik 3 poin, dalam sebuah penelitian terhadap wanita paruh baya yang tidak pergi ke kamar mandi setidaknya selama 3 jam.
Baca Juga: Konsumsi Makanan Ini agar Ginjal Tetap Sehat & Bekerja secara Optimal!
4. Dehidrasi
Ketika sel-sel tubuh Anda tidak memiliki cukup cairan, pembuluh darah akan menegang. Hal ini terjadi karena otak akan mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan zat kimia yang mengecilkannya.
Kondisi tersebut akan memengaruhi pembuluh darah kecil di jantung dan otak sehingga berpengaruh pada peningkatan tekanan darah.
5. Pengontrol Kelahiran
Pil, suntikan, dan alat kontrasepsi lainnya menggunakan hormon yang mempersempit pembuluh darah, sehingga berpeluang untuk meningkatkan tekanan darah Anda. Kondisi ini lebih mungkin menjadi masalah bagi perempuan di atas 35 tahun, mengalami kelebihan berat badan, atau perokok.