Perilisan Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Ditunda, Mengapa?

Kamis, 24 Desember 2020 | 08:30 WIB
Perilisan Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Ditunda, Mengapa?
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Sao Paulo, Brasil, mengumumkan pada Rabu (23/12/2020) bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac, CoronaVac, terbukti efektif lebih dari 50%.

Namun, mereka memilih untuk menunda perilisan hasil uji klinis ketiga tentang keefektifan vaksin ini.

"Kami telah mencapai ambang kemajuan (50%) yang memungkinkan proses permintaan penggunaan darurat, baik di Brasil maupun China," kata direktur Buntan Institute, Dimas Covas.

Ia menambahkan bahwa produk yang dikembangkan oleh Butantan Institute dalam kemitraan dengan perusahaan farmasi China Sinovac tersebut adalah vaksin teraman yang diuji di Brasil.

Baca Juga: SMRC: Masyarakat yang Siap Mendapatkan Vaksin Covid-19 Tak Sampai 40 Persen

Covas mengatakan penundaan ini disebabkan oleh klausul dalam kontrak yang ditandatangani antara Sinovac dan pemerintah Sao Paulo.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

Melansir The Global Times, Sekretaris Kesehatan Negara Sao Paulo, Jean Gorinchteyn, mengaatakan tingkat efektivitas CoronaVac dalam uji klinis di Butantan berbeda dengan keampuhan yang diverifikasi negara lain, tempat vaksin digunakan.

Juru bicara pemerintah mengungkapkan perbedaan data dari berbagai negara inilah yang menyebabkan penundaan pengumuman hasil akhir.

Sebanyak 28.300 relawan telah terdaftar dalam uji coba fase III vaksin virus corona CoronaVac di Brasil, Indonesia, Turki, dan Chili.

Seorang sumber yang dekat dengan Sinovac mengatakan data yang dikumpulkan dari setiap uji klinis vaksin mereka menunjukkan keamanan.

Baca Juga: Pfizer dan Moderna Uji Vaksin pada Mutasi Virus Covid-19 di Inggris

Menurut Sinovac, berdasarkan data vaksin mereka mengungkapkan dapat ditoleransi dengan baik pada kelompok umur berbeda dan dapat memicu antibodi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI