Suara.com - Satgas Penanganan Covid-19 menemukan bahwa penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat selalu menurun setiap kali saat waktu liburan. Hal itu jadi salah satu penyebab penularan virus corona selalu meningkat usai waktu libur.
"Setiap libur panjang selalu ada penurunan protokol kesehatan. Saat libur Oktober kepatuhan bahkan turun terus," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi dalam webinar BNPB Indonesia, Rabu (23/12/2020).
Menurut Sonny, protokol kesehatan yang paling sering dilanggar adalah menjaga jarak. Sehingga tercipta kerumunan yang meningkatkan potensi penularan jadi lebih mudah terjadi.
"Pakai masker dan cuci tangan itu keputusan individu. Tapi kalau jaga jarak keputusan bersama. Kerumunannya paling sulit. Padahal kita tahu dalam kerumunan potensi penularan sangat tinggi," ucapnya.
Baca Juga: Jelang Nataru, Polda Banten Awasi Rapid Test Antigen di Pelabuhan Merak
Sonny mengingatkan bahwa saat ini pandemi Covid-19 masih terjadi. Namun menurutnya, mobilitas masyarakat telah mulai ramai dan membuat tingkat penularan masih tinggi.
Ia menyebut, angka penularan Covid-19 hingga minggu ini mencapai 18 persen. Menurut Sonny, angka itu telah menjadi alarm bahwa penularan Covid-19 di masyarakat telah tinggi.
"Agar penularan tidak makin tinggi mobilitas harus dikendalikan. Belajar dari kasus selama libur panjang kemarin, pada Mei libur Idulfitri, 2 minggu setelahnya kasus naik sekitar 69-93 persen. Lalu liburan Agustus itu kasus naik setelah 2 minggu hingga 58-118 persen. Lalu akhir Oktober, walaupun kita sudah bangun narasi jangan berlibur, artinya libur aman nyaman tanpa kerumunan, ternyata naik juga kasusnya 17-22 persen," paparnya.