Pasien Covid-19 Alami Penyakit Mata Langka yang Menyebabkan Kebutaan

Rabu, 23 Desember 2020 | 14:00 WIB
Pasien Covid-19 Alami Penyakit Mata Langka yang Menyebabkan Kebutaan
Ilustrasi masalah mata (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Departemen Ophthalmology Northwell Health di New York menemukan kasus komplikasi baru yang terjadi pada tiga pasien Covid-19 berusia 60-an tahun dalam dua bulan.

Pasien mengembangkan keratitis atau peradangan kornea, yang kemudian menyebabkan infeksi jaringan atau cairan di dalam bola mata yang disebut endophthalmitis.

"Aku menemukan hal-hal seperti ini, tetapi sangat jarang," kata peneliti Amilia Schrier, profesor oftalmologi di Zucker School of Medicine di Universitas Hofstra di Hempstead, NY.

Menurutnya, hal tersebut perlu diselidiki dan munculnya tiga kasus endophthalmitis dalam kurun waktu sesingkat itu sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Ahli: Pasien Covid-19 Gejala Ringan Tetap Berisiko Komplikasi Neurologis

"Intinya adalah untuk mengingatkan orang-orang tentang asosiasi tersebut. Tetapi aku tidak dapat mengatakan secara spesifik bahwa Covid-19 adalah penyebabnya," sambungnya, dilansir Medical Xpress.

Ilustrasi sakit mata (Shutterstock)

Meski begitu, Schrier tidak dapat mengesampingkan bahwa penyakit itu muncul pada pasien Covid-19.

Dari tiga pasien, satu meninggal karena Covid-19. Tapi ketiga pasien ini mengalami kebutaan, meski dokter sudah berusaha mengobatinya.

Ketiga pasien ini memiliki penyakit komorbid, yang kemungkinan memperburuk Covid-19 mereka, dan membuatnya lebih rentan terhadap kondisi lain.

Sejak melakukan penelitian, Schrier telah mendengar dua kasus endophthalmitis yang berkaitan dengan Covid-19 di Boston dan Australia.

Baca Juga: Studi: Mantan Pasien Covid-19 Bisa Kena Komplikasi Ginjal dan Jantung

Schrier mengatakan secara umum endophthalmitis sangat karang terjadi, dan dapat disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul bisa berupa nyeri, kemerahan, keluarnya cairan dari mata, kelopak mata bengka, dan penglihatan berkurang.

Penelitian ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut karena baru dipresentasikan dalam pertemuan, belum sampai terbit dalam jurnal peer-review.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI