Suara.com - Pada beberapa perempuan, haid kerap kali dibarengi dengan rasa nyeri. Kondisi nyeri haid ini sebenarnya disebabkan kontraksi yang terjadi akibat rontoknya dinding rahim.
Spesialis obstetri dan ginekolosi dr. Darrell Fernando. Sp. OG., menjelaskan bahwa menstruasi merupakan proses hormonal dan bukan berarti mengeluarkan darah kotor. Tetapi rontoknya jaringan endometrium atau dinding dalam rahim yang menebal dan tidak terjadi pembuahan.
"Saat rontok itu memang ada banyak zat yang berperan, banyak hormon dan enzim yang berperan. Salah satunya prostaglandin," jelas Darrell saat siaran langsung 'Suara Perempuan' Stylo Indonesia, Selasa (22/12/2020).
Hormon prostaglandin itu yang menyebabkan kontraksi atau mulas pada rahim, kata Darrell. Rasa mulas itu terjadi karena prostaglandin seperti memeras dinding rahim agar keluar.
Baca Juga: Sering Nyeri Haid Pertanda Ada Kista, Mitos atau Fakta?
"Prostaglandin itu yang membuat rasa nyeri," ujarnya.
Selain nyeri, perempuan yang sedang menstruasi juga sering kali merasakan pegal-pegal. Menurut Darrell, kondisi itu bisa juga dipengaruhi dengan tingkat stres yang dihadapi.
Ia menyampaikan bahwa stres juga bisa mempengaruhi seberapa besar rasa nyeri yang disebabkan prostaglandin saat sedang menstruasi.
"Makin terasa nyeri haid karena prostaglandin juga meningkat. Jadi jangan bingung kalau misalnya bulan ini gak terasa sakit, tapi saat haid bulan berikutnya kok sakit," tuturnya.
Baca Juga: Jarang Dibicarakan, Mantan Pasien Covid-19 Keluhkan Soal Siklus Menstruasi