Suara.com - Varian baru virus Corona di Inggris membuat sejumlah negara Eropa membatasi penerbangan dari dan menuju London.
Perkembangan ini rupanya turut mendapat perhatian dari Satgas COVID-19 Indonesia. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah terus mengikuti perkembangan adanya varian baru dari virus COVID-19.
"Langkah surveilans akan terus diperkuat oleh pemerintah dengan terus memonitor perkembangan virus yang sangat dinamis ini," katanya, dilansir dari situs resmi Covid-19.
Wiku mengatakan varian baru ini akan dikaji dan dianalisis pada urutan genetikanya. Hal ini bertujuan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah berdasarkan bukti ilmiah.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 IDI Terkait Menkes Bukan Dokter: Saya Tidak Kecewa
Terlepas adanya perkembangan varian COVID-19 terbaru, pemerintah tetap meminta masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Protokol kesehatan harus diterapkan dalam setiap aktivitas dan penting dalam mencegah penularan.
"Sehingga kita dapat melindungi diri sendiri dan orang terdekat dari COVID-19. Selain itu pemerintah daerah penting memasifkan 3T, sehingga deteksi dini dapat dilakukan kepada masyarakat dan kontak eratnya yang positif COVID-19. Sehingga bisa mendapatkan perawatan," saran Wiku.
Untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19 selama masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, Satgas Penanganan COVID-19 memperketat mobilitas pelaku perjalanan.
Pengawasan persyaratan perjalanan akan dilakukan di masing-masing daerah termasuk bagi yang menggunakan transportasi darat.
Baca Juga: Positif! Tidak Ada yang Bebas Covid-19, Virus Corona Ditemukan di Antartika
Satgas COVID-19 akan membentuk pos pengamanan terpadu seperti terminal atau rest area.
Untuk pengawasan tersebut, satgas daerah diminta melakukan pengawasan di wilayah perbatasan. Sebagai upaya screening para pelaku perjalanan.
"Satgas daerah akan melakukan sidak (inspeksi mendadak) di titik-titik tertentu, pemerintah tetap menganjurkan masyarakat melakukan tes sebagai bentuk tanggung jawab pelaku perjalanan," jelas Wiku.