Suara.com - Saat ini mutasi virus corona Covid-19 tengah menjadi perbincangan dan kekhawatiran semua orang di seluruh dunia. Varian baru virus corona Covid-19 ini ditemukan oleh para ilmuwan Inggris.
Para peneliti dan profesional medis telah berusaha mecari tahu penyebab mutasi virus corona. Beberapa melaporkan bahwa varian baru itu juga menimbulkan risiko besar bagi anak-anak, yang sebelumnya dianggap tidak terlalu rentan terhadap virus corona.
Menurut para ilmuwan Inggris, varian baru virus corona Covid-19 ini bernama VUI 202012/01, termasuk mutasi genetik pada protein yang bisa menjadi penyebab penyebaran virus corona secara cepat dan mudah di antara manusia.
Artinya dilansir dari Times of India, varian yang telah diidentifikasi di tenggara Inggris memiliki 17 mutasi yang memengaruhi bentuk virus corona, termasuk protein lonjakan.
Baca Juga: Anak-anak dan Orang Dewasa Hasilkan Antibodi Virus Corona Berbeda
Menurut Wendy Barclay, seorang profesor di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) dan spesialis virologi di Imperial College of London, mutasi telah mempermudah virus untuk memasuki sel manusia dengan lebih mudah.
Oleh karena itu, anak-anak dianggap lebih rentan terinfeksi varian baru virus corona dan sama rentannya dengan orang dewasa.
"Karena itu anak-anak sama-sama rentan, mungkin terhadap virus ini seperti orang dewasa. Karena itu dengan pola pencampuran mereka, Anda akan melihat lebih banyak anak yang terinfeksi," jelas Wendy Barclay.
Sementara varian baru bisa memicu penyebaran virus corona Covid-19 sebesar 50 persen hingga 70 persen, analisis awal mengisyaratkan bahwa ia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak.
Menurut Neil Ferguson, seorang profesor dan ahli epidemiologi penyakit menular di Imperial College London dan juga anggota New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG), telah mencoba mengidentifikasi sumber masalah.
Baca Juga: Ahli Ragu Mutasi Virus Corona Covid-19 70 Persen Lebih Menular, Kenapa?
Mereka menemukan ada petunjuk bahwa mutasi virus corona memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menginfeksi anak-anak.
"Kami belum menetapkan kausalitas apapun tentang itu. Tapi, kami bisa melihatnya melalui data. Kami perlu mengumpulkan lebih banyak data untuk melihat bagaimana perilakunya di mata mendatang," kata Ferguson.