Suara.com - Budi Gunadi Sadikin resmi dianggkat menjadi Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto. Pergantian itu diumumkan oleh Presiden Joko Widodo hari ini di Istana Negara.
Posisi Menteri Kesehatan sendiri sekarang dinilai yang paling strategis untuk bisa mengendalikan dan menghentikan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Dalam Diskusi Pakar “Membangun Kembali Sektor Kesehatan Indonesia” yang diselenggarakan oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) pada hari Jum’at, 18 Desember 2020, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang kala itu masih menjadi Ketua Satgas PEN, mengakui bahwa kepemimpinan sektor kesehatan belum optimal.
“Sektor ekonomi bergerak cepat karena kami sudah mengalami tiga krisis ekonomi. Tetapi krisis ekonomi saat ini disebabkan oleh krisis kesehatan. Sehingga respon kebijakan yang diterapkan seharusnya berbeda dari respon kebijakan terhadap krisis ekonomi," kata Budi Gunadi Sadikin.
Baca Juga: Budi Gunadi Jadi Menteri Kesehatan, Epidemiolog: Punya PR Berat dan Besar
"Sektor kesehatan harus menjadi yang terdepan (dalam merespon pandemi ini), bukan orang ekonomi,” demikian pernyataan Budi Gunadi Sadikin seperti yang terpantau dalam dokumentasi CISDI TV ini.
Menanggapi hal tersebut, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Olivia mendorong Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk melakukan reformasi layanan kesehatan primer serta terus menegakkan upaya tes, lacak kasus, pengobatan dan isolasi sebagai jalan keluar pandemi.
"Kami sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin bahwa sektor kesehatan harus menjadi yang terdepan dalam penanganan pandemi dan Menteri Kesehatan harus bisa mengambil alih kepemimpinan secara nasional," kata Olivia dalam pertanyaannya yang diterima Suara.com, Selasa, (22/12/2020).
Olivia menyatakan, bahwa perlu ada reformasi sistem kesehatan termasuk penguatan layanan kesehatan primer. Hal itu untuk mendorong tidak hanya kesiapan faskes dan distribusi vaksin, tetapi juga menegakkan surveilans, 3T (test, trace, treatment), serta upaya promotif dan pencegahan di tingkat komunitas dan individual.
"Yang tidak kalah penting, kesiapan logistik dan penerimaan masyarakat terhadap vaksin juga harus diharap secara serius. Upaya ini membutuhkan intervensi sistemik yang perlu disiapkan dengan cepat," kata Olivia.
Baca Juga: Jokowi Copot Terawan, Menkes Sekarang Budi Gunadi Sadikin
Olivia mengatakan bahwa pihaknya berharap Menkes dapat melihat perspektif kesiapan sistem sebagai sebuah upaya integral dalam menyelesaikan permasalahan pandemi.
"Artinya, transformasi puskesmas dan perspektif kesehatan masyarakat perlu segera diperkuat. Selain itu, kami juga meminta Menkes menetapkan indikator yang jelas sesegera mungkin khususnya terkait penurunan jumlah orang sakit dan orang tertular. Indikator ini nantinya akan melindungi tenaga kesehatan dan mampu mengurangi beban kesehatan," kata dia.
Kesiapan vaksinasi juga berarti harus mempertimbangkan kesiapan layanan kesehatan Indonesia, baik publik maupun swasta.
Maka, integrasi layanan dan reformasi sistem kesehatan secara jangka panjang juga perlu segera dilakukan. Dengan fragmentasi layanan yang terjadi sekarang, Indonesia akan kesulitan melakukan penanganan Covid-19 secara optimal, termasuk melakukan proses vaksinasi.