Suara.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson memperingatkan mutasi virus corona Covid-19 bisa 70 persen lebih menular daripada versi sebelumnya. Mutasi virus corona Covid-19 ini juga bisa menyebar lebih cepat.
Boris Johnson melalui briefing Downing Street juga mengatakan bahwa strain baru virus corona bisa meningkatkan R rate 0,4 atau lebih.
Tetapi, akademisi terkemuka menuntut data lebih banyak mengenai varian baru virus corona Covid-19 yang dikenal sebagai VUI-202012/01 ini.
Sebelumnya, mutasi baru virus corona Covid-19 ini pertama kali terdeteksi di Kent pada 20 September 2020 dan 9 Desember 2020. Sebanyak 62 persen dari semua kasus virus corona di London disebabkan oleh strain baru tersebut.
Baca Juga: Tes Massal Cara Terbaik Cegah Penyebaran Virus Corona? Ini Kata Ahli!
Namun, Profesor Carl Heneghan, dari Universitas Oxford ragu strain baru virus corona Covid-19 ini memiliki tingkat penularan 70 persen dalam waktu singkat.
"Saya membutuhkan bukti yang lebih jelas daripada ini, sehingga kami bisa melihat kebenarannya. Karena, data ini memiliki implikasi yang sangat besar, yaitu ketakutan dan kepanikan," jelas Profesor Carl Heneghan dikutip dari The Sun.
Di sisi lain, Prof Heneghan mengakui bahwa tahun 2020 ini adalah masa yang sulit bagi tenaga kesehatan. Tahun ini juga menjadi puncak pandemi virus corona Covid-19.
Namun, Prof Heneghan mengingatkan bahwa temuan yang belum jelas datanya bisa berisiko merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam menangani pandemi virus corona.
Profesor Hugh Pennington, ahli mikrobiologi terkemuka di Universitas Aberdeen, juga mempertimbangkan klaim bahwa strain baru virus corona lebih cepat menular daripada sebelumnya.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona Covid-19, Apakah Sebabkan Gejala yang Berbeda?
Menurutnya, varian baru virus corona ini tidak lebih buruk dari sebelumnya. Varian baru ini juga tidak lebih mudah menginfeksi dan mematikan daripada sebelumnya.
"Jika virus ini telah bermutasi menjadi lebih mudah menular, itu akan menjadi hal baru secara ilmiah. Temuan ini bisa jadi hanya kebetulan, di tengah semakin meningkatkan infeksi virus corona," jelasnya.
Ia mengatakan satu-satunya cara untuk memastikan varian baru virus corona Covid-19 ini lebih mematikan atau tidak dengan memeriksa berapa dosis yang terinfeksi dari satu orang untuk perbandingan.
"Apakah strain baru ini memang lebih menular dalam dosis yang lebih kecil? atau apakah seseorang yang terinfeksi mengeluarkan lebih banyak virus?" tanyanya.
Profesor Tim Spector, yang memimpin aplikasi ZOE Covid Symptom Study, juga menyatakan tidak ada cukup bukti bahwa strain baru virus corona Covid-19 ini telah menyebabkan lonjakan kasus di Tenggara.