Mutasi Virus Corona Covid-19, Apakah Sebabkan Gejala yang Berbeda?

Selasa, 22 Desember 2020 | 12:03 WIB
Mutasi Virus Corona Covid-19, Apakah Sebabkan Gejala yang Berbeda?
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus virus corona Covid-19 terus melonjak di seluruh dunia menjelang libur akhir tahun 2020. Kini, muncul varian virus corona Covid-19 baru yang disebut VUI-202012/01.

Mutasi virus corona Covid-19 ini telah menjadi perhatian semua ahli di seluruh dunia. Banyak ahli juga percaya bahwa mutasi virus corona baru ini mungkin memiliki gejala yang berbeda, mudah menular dan meningkatkan kasus virus corona selama musim liburan.

Temuan mutasi baru virus corona Covid-19 ini pun cukup mengkhawatirkan. Tak hanya perihal keganasannya, tetapi juga efeknya pada vaksin virus corona yang sudah ditemukan.

Sementara itu, kasus pertama virus corona Covid-19 yang terkait dengan mutasi barunya diidentifikasi awal pekan lalu. Tapi, para ilmuwan percaya bahwa kasus mutasi virus corona sudah terjadi pada September 2020 lalu.

Baca Juga: Sejumlah Negara Larang Penerbangan ke Afrika Selatan Terkait Mutasi Covid

Mutasi baru virus corona Covid-19 ini telah menyebabkan lebih dari 1108 orang terinfeksi di distrik Inggris. Jika jumlahnya bisa dipercaya, lebih dari 60 persen kasus virus corona di London disebabkan oleh mutasi baru.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Ilmuwan pun masih mencoba untuk memastikan asal muasal dan memecahkan kode genetiknya. Menurut satu hipotesis, virus corona mungkin telah menemukan jalannya melalui penularan dari satu pasien Covid-19 ke lainnya.

Selama setahun terakhir dilansir dari Times of India, beberapa jenis virus corona Covid-19 telah diidentifikasi secara global. Mutasi virus corona sekarang ini merupakan versi paling umum dari virus yang beredar di Inggris.

Mutasi baru Covid-19 ini mengandung perubahan protein lonjakan virus corona yang memainkan peran kunci dalam melancarkan serangan pada tubuh.

Beberapa studi kasus telah menyarankan bahwa perbedaan terbesar mungkin muncul dari proses mutasi berinteraksi dengan sel-sel yang mengumpulkan sistem kekebalan, yang memberikan perlindungan tingkat pertama.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru di Tengah Pandemi Covid-19

Para peneliti mengatakan bahwa mutasi B.1.1.7 baru membawa versi gen ORF8 yang terpotong, yang bisa mengubah antigenisitas.

Hal itu penting untuk dikenali oleh antibodi kekebalan dalam sistem dan mungkin bisa menyerang sistem kekebalan lebih cepat serta kuat daripada strain sebelumnya.

Karena itulah, mutasi baru virus corona Covid-19 ini mungkin saja disebut strain yang sangat menular.

Tapi, apakah ada gejala baru dari infeksi virus corona Covid-19 yang berasal dari mutasi baru?

Saat ini, belum ditemukan variasi baru virus corona telah membawa gejala yang berbeda atau masih sama. Tapi, otoritas medis telah menyebut jenis strain baru virus corona ini 70 persen lebih menular daripada strain sebelumnya.

Artinya, kemungkinan infeksi bergejala menyebar dan virus lebih berisiko menular ke orang lain. Sebagian besar kasus yang tercatat sejauh ini, pasien virus corona akibat mutasi baru memiliki gejala yang sama.

Mereka bisa mengalami mual, kehilangan bau, batuk, demam, nyeri dan menggigil. Mutasi baru ini juga bisa menyebabkan seseorang mengalami infeksi parah.

Meskipun mutasi baru virus corona memiliki tingkat infeksi yang tinggi dan lebih berbahaya, tetap ada kemungkinan bahwa mutasi ini bisa semakin menempatkan orang dalam kategori rentan berisiko lebih tinggi.

Karena, ada bukti teoretis bahwa virus corona bisa mengubah respons imun dalam tubuh. Maka, pilihan yang lebih bijaksana untuk melindungi diri adalah melakukan tindakan pencegahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI