Survei UI: Generasi Z Memiliki Pengetahuan Paling Minim Soal Covid-19

Selasa, 22 Desember 2020 | 11:58 WIB
Survei UI: Generasi Z Memiliki Pengetahuan Paling Minim Soal Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menentukan tingkat penularan Covid-19. Dari studi Universitas Indonesia (UI), disimpulkan bahwa pola perilaku manusia bergantung pada pengetahuan yang dimiliki. Dan hasilnya menunjukkan bahwa generasi Z memiliki pengetahuan paling minim mengenai Covid-19.

Studi Sinergi Mahadata UI meneliti sekitar 2.000 responden lintas usia, mulai dari generasi baby boomer (kelahiran 1964 ke atas), generasi X (kelahiran 1965-1980), generasi milenial (kelahiran 1981-1996), dan generasi Z (kelahiran 1997-2009).

Anggota tim peneliti Dr. dr. Aria Kekalih. M.Si. menjabarkan bahwa terdapat delapan pengetahuan utama mengenai virus corona yang ditanyakan kepada responden.

"Justru generasi muda banyak yang masih menjawab salah. Padahal generasi muda ini terkait yang mungkin lebih banyak keinginan kumpul, ketemuan. Ini harus kita antisipasi. Mereka mungkin risiko komorbid kecil tapi risiko menularkan besar secara tanpa gejala. Generasi Z ini yang paling sedikit yang jawab benar," tutur Aria dalam konferensi pers virtual, Senin (21/12/2020).

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Siap DIberikan Untuk 5.000 Nakes di Kabupaten Serang

Dari seluruhnya, baru empat pengetahuan yang paling banyak dijawab benar oleh responden setiap usai. Yaitu orang di atas 60 tahun lebih berisiko sakit berat jika terkena Covid-19 daripada orang lain (85,4 persen); virus menular melalui percikan mulut dan hidung ketika orang bicara (85,1 persen); orang yang positif Covid-19 tanpa gejala masih bisa menularkan (83,5 persen), dan Covid-19 bisa ditularkan jika seseorang memegang permukaan yang terpapar virus kemudian menyentuh wajah (82,1 persen).

Sementara empat pengetahuan lainnya, Aria menyebut, masih salah dipahami oleh setiap responden, paling banyak terjadi pada generasi Y.

"Miskonsepsi masih terjadi mengenai penelusuran kontak, Covid-19 lebih berisiko di ruangan terbuka, diabetes tidak berisiko lebih para jika terpapar, dan tidak ada bukti ilmiah mengenai efektifitas 3M," jelas Aria.

Aria menjabarkan, dari empat poin tersebut, generasi Y paling banyak menjawab salah terkait penelusuran kontak orang yang pernah berhubungan dengan pasien Covid-19 selama 1 bulan terakhir (hanya 8,1 persen menjawab benar).

Kemudian terkait komorbid diabetes berisiko membuat pasien Covid bertambah parah (37,1 persen menjawab benar); risiko penularan lebih tinggi di ruangan tertutup (44,6 persen menjawab benar); dan terkait bukti ilmiah 3M efektif cegah penularan virus (52,9 persen menjawab benar).

Baca Juga: Masuk Lampung di Akhir Tahun harus Tunjukkan Hasil Rapid Test Antigen

"Harus kita antisipasi untuk edukasi ke masyarakat, petugas kesehatan. Ini masih PR bersama untuk edukasi ke masyarakat," ucap Aria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI