Heboh Varian Baru Virus Corona di Inggris, WHO Sampai Turun Tangan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 21 Desember 2020 | 18:20 WIB
Heboh Varian Baru Virus Corona di Inggris, WHO Sampai Turun Tangan
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini heboh tentang varian baru virus corona yang menyebar di Inggris. Kabar ini tentu mengkhawatirkan bagi semua yang tengah berusaha mengendalikan pandemi Covid-19.

Bahkan, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson baru-baru ini, varian baru virus corona yang menyebar di Inggris ini 70 persen lebih menular daripada varian yang sebelumnya.

Namun Johnson mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan jika varian ini lebih berbahaya. Pemerintah Inggris saat ini sedang menugaskan para ahli untuk menganalisis lebih jauh varian baru tersebut.

Meski demikian, kondisi itu membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung turun tangan. Mereka mengatakan sedang melakukan "kontak dekat" dengan pejabat Inggris atas munculnya varian baru virus corona.

Baca Juga: Kakorlantas Sebut Rest Area Hanya Berlaku 50 Persen saat Libur Nataru 2020

Penampilan luar dan dalam virus corona Covid-19 (KAUST Discovery)
Penampilan luar dan dalam virus corona Covid-19 (KAUST Discovery)

Varian baru ini menyebar lebih cepat dari versi aslinya, tetapi diyakini tidak lebih mematikan.

Bersama dengan Inggris, mutasi yang sama dari virus Covid-19 juga telah terdeteksi di Belanda, Denmark dan Australia. Demikian seperti dilansir dari BBC.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru bereaksi berbeda terhadap vaksin.

Di Inggris, sebagian besar Inggris tenggara, termasuk London, sekarang berada di bawah tingkat pembatasan baru yang lebih ketat dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus yang cepat.

Pada hari Minggu, negara-negara Eropa termasuk Irlandia, Jerman, Prancis, Italia, Belanda dan Belgia semuanya mengumumkan penghentian penerbangan dan perjalanan dari Inggris. Ukurannya bervariasi dan pada awalnya umumnya berjangka pendek.

Baca Juga: Cek Mobil Kasus Bentrok FPI-Polisi, Komnas HAM Akan Sambangi Mapolda Metro

Pertemuan Uni Eropa akan diadakan pada Senin pagi untuk membahas tanggapan yang lebih terkoordinasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI