Suara.com - Beberapa negara di dunia sudah memvaksinasi warganya agar terhindar dari keparahan sakit Covid-19. Vaksin yang beredar juga beragam mereknya, beberapa juga sudah mendapat izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat, FDA.
Adapun vaksin yang sudah disetujui FDA untuk digunakan dalam keadaan darurat (EUA) adalah Moderna dan Pfizer-BioNTech. Sedangkan satu lagi vaksin yang menjadi sorotan khususnya di Indonesia, adalah vaksin buatan China yaitu Sinovac Biotech.
Sinovac hingga kini belum mendapat izin EUA dari BPOM Indonesia, karena laporan pengujian tahap 3 akhir di Bandung, Jawa Barat dan Brasil belum dirilis oleh peneliti.
Lalu apa sih perbedaan ketiga vaksin Covid-19 tersebut? Berikut rinciannya mengutip Channel News Asia, Senin (21/12/2020).
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Kedua di AS Mulai Beredar
1. Pfizer BioNTech
Vaksin Covid-19 ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi raksasa Amerika Serikat (AS) Pfizer bekerjasama dengan perusahaan farmasi Jerman BioNTech. Vaksin ini jadi vaksin Covid-19 pertama mendapat izin EUA dari FDA.
Cara kerja:
Vaksin ini memanfaatkan teknologi RNA atau DNA pada virus, yang bekerja dengan mengajarkan sel tubuh untuk membuat protein sebagai antibodi di tubuh. Vaksin ini bukan berasal dari virus atau kuman yang dilemahkan, lalu dimasukkan dalam tubuh.
Cara penyimpanan:
Baca Juga: Hits: Jesy Nelson ex-Little Mix Sakit Gigi dan Rangkuman Zodiak Kesehatan
Vaksin ini harus disimpan pada suhu minus 70 derajat celcius, yang jadi tantangan besar untuk menyediakan fasilitas dan logistiknya, khususnya di negara-negara miskin.
Efektifitas:
95 persen
Negara yang menggunakan:
Inggris adalah negara pertama dunia yang menggunakan pada 8 Desember, Amerika seminggu setelahnya pada 16 Desember, Singapura, Kanada, Meksiko, Arab Saudi juga telah resmi menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.
2. Moderna
Hasil awal vaksin Moderna diungkap Ahli Penyakit Menular terkenal AS, Anthony Fauci yang mengaku terkesan dengan hasilnya.
Cara kerja:
Sama seperti Pfizer-BioNTech, moderna merupakan vaksin yang bekerja menggunakan teknologi mRNA.
Cara penyimpanan:
Bisa disimpan di dalam lemari pendingin selama 30 hari, dan bisa disimpan hingga 6 bulan dengan suhu minus 20 derajat celcius.
Efektifitas:
94,5 persen
3. Sinovac
Dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech, vaksin ini dikenal sebagai CoronaVac, yang saat ini tengah menjalani uji klinis fase 3 di Brasil dan Indonesia.
Cara kerjanya:
Vaksin ini menggunakan vaksin inaktif teknologi, sejenis teknologi yang melemahkan virus atau bakteri untuk membuat vaksin.
Virus atau bakteri hidup yang dilemahkan ini bekerja merangsang tubuh untuk menghasilkan sistem imun. Vaksin ini serupa dengan vaksin flu atau vaksin cacar air.
Cara penyimpanan:
Vaksin ini bisa disimpan di lemari es dengan suhu berkisar antara 2 hingga 8 derajat celcius, dan bisa tetap stabil selama tiga tahun disimpan.
Cara penyimpanan, dan jangka waktu penyimpanan yang lebih lama inilah jadi keunggulan vaksin Sinovac. Apalagi di negara atau daerah yang kesulitan fasilitas pendingin tempat penyimpanan vaksin.
Efektifitas:
Belum diketahui, karena hasil belum keluar
Negara yang menggunakan:
Belum ada, karena menunggu keluarnya EUA dari BPOM RI.