Hoaks Vaksin Covid-19, Dari Hilangnya Jarum Suntik hingga Kematian Perawat

Senin, 21 Desember 2020 | 10:18 WIB
Hoaks Vaksin Covid-19, Dari Hilangnya Jarum Suntik hingga Kematian Perawat
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksinasi Covid-19 di Inggris dan Amerika Serikat telah memunculkan beragam berita palsu. Sebut saja mulai dari video hilangnya jarum saat vaksinasi hingga meninggalnya perawat setelah mendapat vaksin virus corona.

Melansir BBC, berikut hoaks yang beredar di media sosial tentang vaksin Covid-19.

1. Jarum hilang

Orang-orang anti vaksin menyebarkan rekaman BBC News sebagai bukti mereka bahwa vaksin Covid-19 itu palsu.

Baca Juga: Kabar Baik Vaksin Corona Dongkrak Harga Minyak Dunia ke Level Tertingginya

Video ini telah memiliki 20 ribu lebih retweet dan setengah juga orang telah menontonnya.

Padahal dalam video tersebut sang perawat yang menyuntikkan vaksin menggunakan jarum suntik pengaman. Jadi, jarum secara otomatis akan masuk ke alat suntuk setelah digunakan.

Alat suntik pengaman telah digunakan secara luas selama lebih dari satu dekade. Alat ini melindungi orang-orang dari cedera dan infeksi.

Hoaks video jarum menghilang setelah vaksinasi Covid-19 (Twitter/ RDC Landscapes)
Hoaks video jarum menghilang setelah vaksinasi Covid-19 (Twitter/ RDC Landscapes)

2. Perawat meninggal di Alabama

Otoritas Kesehatan Masyarakat di Alabama merilis pernyataan berisi bantahan terhadap cerita palsu bahwa ada seorang perawat meninggal setelah mendapat vaksin Covid-19. Kisah hoaks ini ramai di Facebook.

Baca Juga: Bupati Juliyatmono Siap Menerima Vaksin Covid-19 Pertama di Karanganyar

Departemen kesehatan langsung menghubungi semua rumah sakit setelah mendengar kabar palsu tersebut dan mengonfirmasi tidak ada kematian pada penerima vaksin.

3. Video 'para ahli' yang membicarakan klaim palsu

Video berjudul Ask The Expert ini menampilkan sejumlah 30 kontributor dari beberapa negara, termasuk Inggris, AS, Belgia, dan Swedia.

Dalam diskusi, mereka menyebut bahwa Covid-19 merupakan sebuah penipuan terbesar dalam sejarah.

Klaim ini tentu tidak benar. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa Covid-19 benar-benar ada dan pasien yang menjadi saksi atas hal itu.

Video itu diunggah di platform website yang memposisikan dirinya sebagai alternatif dari YouTube, kata Olga Robinson, pakar disinformasi dari BBC Monitoring.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI