Suara.com - Negara-negara Uni Eropa (EU) merencanakan untuk melakukan program vaksinasi COVID-19 massal mulai 27 Desember, atau dua hari setelah Hari Raya Natal.
Dilansir ANTARA, Austria, Jerman dan Italia akan menyuntikkan vaksin COVID-19 mulai 27 Desember, ujar Ketua Komisi EU Ursula von der Leyen.
"Di Jerman kami akan mulai, jika persetujuan datang sesuai rencana, pada 27 Desember. Negara-negara lain di EU ingin dapat memulai dan ingin memulai dari 27 Desember," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn sebelum pertemuan online dengan Kanselir Angela Merkel dan eksekutif dari pembuat vaksin BioNTech.
Namun, Belanda mengambil cara yang berbeda, memilih menunggu hingga 8 Januari untuk meluncurkan program vaksinasi mereka, dengan alasan perlunya kepercayaan dalam proses tersebut.
Baca Juga: Peneliti Johns Hopkins: 25 Persen Penduduk Berisiko Tak Dapat Vaksin
Jerman dan anggota EU lainnya telah menunggu Badan Obat Eropa/European Medicines Agency (EMA) untuk menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan obat AS Pfizer dan mitranya BioNTech. EMA diperkirakan akan membuat pengumuman pada 21 Desember.
Seorang pejabat senior EU mengatakan pada hari Rabu bahwa Uni Eropa dapat memberikan persetujuan akhir untuk vaksin pada 23 Desember.
Von der Leyen mengkonfirmasi jadwal yang direncanakan untuk dimulainya inokulasi untuk 450 juta warga Uni Eropa.
"Pada 27, 28 dan 29 Desember vaksinasi akan dimulai di seluruh Uni Eropa," tulisnya di Twitter.
Italia mengatakan akan mulai memvaksinasi petugas kesehatan pada 27 Desember. Vaksinasi juga akan dimulai di Austria pada 27 Desember, kata Kanselir Sebastian Kurz di Twitter.
Baca Juga: Amerika Serikat Sudah Laksanakan Vaksinasi Covid-19, Uni Eropa Kapan?
Petugas medis dari pelajar, pensiunan dokter, apoteker dan tentara sedang dirancang untuk kampanye vaksinasi COVID-19 Eropa dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di Inggris, sekitar 140.000 orang telah menerima suntikan tersebut, kata Kepala Petugas Medis BioNTech Oezlem Tuereci.
Merkel mengatakan Jerman menantikan untuk memulai vaksinasi COVID-19, sehari setelah negara itu melaporkan 952 kematian terkait dengan virus corona, jumlah harian tertinggi yang pernah ada.