Perjalanan Panjang Distribusi Vaksin Covid-19, Suhu Harus Tetap Dingin!

Jum'at, 18 Desember 2020 | 17:24 WIB
Perjalanan Panjang Distribusi Vaksin Covid-19, Suhu Harus Tetap Dingin!
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Indonesia, PT Bio Farma harus menyiapkan kendaraan pendingin untuk mengirim vaksin ke gudang vaksin.

Ini merupakan manajemen rantai dingin yang harus ditaati agar kualitas vaksin tetap terjaga sampai didistribusikan ke masyarakat.

Vaksin merupakan obat rapuh yang menuntut kontrol suhu secara ketat agar tidak rusak. Dan sayangnya, sudah banyak kejadian di mana vaksin rusak saat didistribusikan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar setengah dari semua vaksin yang didistribusikan ke penjuru dunia terbuang percuma.

Baca Juga: Air Purifier Disebut Bisa Kurangi Risiko Penyebaran Virus Corona, Benarkah?

Sebagian besar disebabkan oleh kegagalan dalam mengontrol suhu penyimpanan secara benar, lapor Vox.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]

"Vaksin-vaksin itu kehilangan keefektifan dan potensinya jika terkena suhu di luar kisaran yang seharusnya vaksin pertahankan," kata Michelle Seidel, spesialis rantai pasokan imunisasi UNICEF.

Kerentanan inilah yang menjadi ketakutan terbesar pada saat ini, di mana hampir semua orang di seluruh dunia membutuhkan vaksin Covid-19.

Vaksin Pfizer, yang sudah digunakan di Inggris dan Amerika Serikat, juga memiliki persyaratan suhu yang ketat. Produk mereka membutuhkan suhu minus 70 derajat Celcius atau lebih rendah.

Hampir sama dengan Pfizer, Moderna mengatakan vaksin mereka harus disimpan dalam suhu minus 20 derajat Celcius untuk jangka panjang, dan stabil di angka dua hingga 8 derajat Celcius untuk penyimpanan jangka pendek (maksimal 30 hari).

Baca Juga: Sehari Ada 6.689 Kasus Baru, Pasien Corona RI Kini Capai 650.197 Orang

Sedangkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac asal China, CoronaVac, membutuhkan ruang penyimpanan standar dengan suhu dua hingga 8 derajat Celcius.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

Penjelasan Rantai Dingin Pendistribusian Vaksin

Setelah vaksin mendapat izin untuk digunakan masyarakat, tantangan besar selanjutnya adalah pendistribusiannya, yang dikenal sebagai rantai dingin.

Ini sangat menantang karena vaksin hanya diproduksi di beberapa fasilitas di seluruh dunia, menuntut jaringan transportasi dan penyimpanan internasional yang luas.

Karenanya, rumah sakit perlu memiliki fasilitas penyimpanan dingin khusus untuk vaksin. Namun, kemungkinan klinik dan apotek yang lebih kecil tidak memilikinya.

Inilah mengapa biasanya vaksin akan dikirim dari pabrik ke gudang regional. Fasilitas ini seringkali memiliki freezer canggih untuk penyimpanan jangka panjang, serta pasokan listrik dan generator cadangan yang andal.

Dalam perjalanan pengiriman vaksin juga memiliki risiko lain, seperti cuaca buruk, freezer rusak di truk lemari es, pendingin yang bocor, hingga membuka feezer berulang kali untuk mengeluarkan vaksin pun berbahaya.

Setelah klinik atau fasilitas kesehatan menerima vaksin, petugas kesehatan bisa mencairkan botol kecil di lemari es saat akan disuntikkan ke pasien.

Begitu vaksin dihangatkan, vaksin ini hanya dapat bertahan selama beberapa hari saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI