Suara.com - Demam Lassa kembali memakan korban di Nigeria. Hal ini membuat pemerintah setempat siaga, mengingat kematian karena demam Lassa lebih tinggi daripada Covid-19.
"Selain kematian dan ketakutan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, demam Lassa juga sangat mengkhawatirkan," kata Komisaris Kesehatan Ondo Jibayo Adeyeye, dilansir Anadolu Agency.
"Di Ondo, 41 orang meninggal karena Covid-19, tetapi lebih dari 80 meninggal karena demam Lassa," ungkap dia.
Demam Lassa adalah penyakit virus menular yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia.
Baca Juga: Duhh! Waspadai Yellow Fever, Demam Kuning Nigeria Sudah Merenggut 76 Nyawa
Penyakit yang biasanya ditularkan melalui kontak dengan kotoran tikus ini bisa berujung pada demam berdarah yang fatal.
Pihak berwenang memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam menjaga kebersihan dan tidak bersentuhan dengan tikus dan hewan pengerat lainnya.
Sejak Januari, lebih dari 300 orang meninggal akibat demam Lassa di 29 negara bagian di seluruh negeri.
Selama November 2019 hingga Maret 2020 wabah demam Lassa telah menewaskan 129 orang.
Demam Lassa banyak dilaporkan di negara Afrika seperti Mali, Togo, Ghana, Liberia dan Sierra Leone.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 7 Garis Keturunan Covid-19 di Nigeria, Apa Maksudnya?
Penyakit itu pertama kali dideteksi di timur laut negara bagian Borno, Nigeria, pada 1969.
Tahun lalu, pemerintah Nigeria mengumumkan masa darurat karena wabah demam Lassa.