Presiden Prancis Emmanuel Macron Positif Covid-19, Disebut Mengalami Gejala

Kamis, 17 Desember 2020 | 18:11 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron Positif Covid-19, Disebut Mengalami Gejala
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. [Ian LANGSDON / POOL / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19. Pria 42 tahun ini menjalani tes Covid-19 setelah mengalami gejala.

"Presiden Republik telah didiagnosis positif Covid-19 hari ini," kata Istana kepresidenan Prancis, Istana Elysee, pada Kamis (17/12/2020).

Melansir BBC, Istana Elysee juga mengumumkan sang presiden akan mengisolasi diri selama tujuh hari.

Pihak istana belum mengetahui bagaimana sang presiden terinfeksi. Mereka sedang mengidentifikasi orang-orang yang pernah berkontak dengannya beberapa waktu dekat.

Baca Juga: Lagi, PN Jakarta Pusat Tutup Pelayanan, 3 Hakim Positif Covid-19

Meski dalam masa isolasi, sang presiden masih akan tetap menjalankan tugas negara dan bekerja dari jarak jauh.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte Macron (tengah) menunggu para tamu sebelum upacara di Elysee Palace untuk merayakan penetapan Kota Paris sebagai penyelenggara Olimpiade Musim Panas 2024, di Prancis, Jumat (15/9/2017). (ANTARA/REUTERS/Charles Platiau/cfo/17)
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte Macron (tengah) menunggu para tamu sebelum upacara di Elysee Palace untuk merayakan penetapan Kota Paris sebagai penyelenggara Olimpiade Musim Panas 2024, di Prancis, Jumat (15/9/2017). (ANTARA/REUTERS/Charles Platiau/cfo/17)

Pernyataan presiden tidak menyebutkan apakah istri Macron, Brigitte, juga terinfeksi Covid-19.

Minggu ini, Prancis telah memberlakukan jam malam (pukul 20.00 hingga 06.00 pagi) untuk membantu menekan kasus Covid-19 yang semakin melonjak.

Tindakan ini mengharuskan restoran, kafe, terater, dan bioskop tutup. Namun, negara tersebut juga melonggarkan kebijakan lockdown nasional.

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, ada dua juta kasus yang terkonfirmasi di negara tersebut sejak pandemi dimulai. Kasus kematian di negara tersebut sudah mencapai angka 59.400.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Jangan Buat Asumsi Kontra Vaksinasi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI