Dokter Ungkap Penyebab Meninggal Pasca Olahraga, Gegara Masalah Jantung?

Kamis, 17 Desember 2020 | 06:55 WIB
Dokter Ungkap Penyebab Meninggal Pasca Olahraga, Gegara Masalah Jantung?
Ilustrasi serangan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Olahraga juga bisa menyebabkan bahaya pada tubuh jika seseorang tidak mengenali kondisi dirinya sendiri.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Surya Wijaya Sp.PD., menjelaskan bahwa orang yang meninggal pasca berolahraga biasanya memiliki masalah kesehatan jantung.

"Olahraga ada bahayanya tentu karena masalah kesehatan. Biasanya kalau meninggal pasca olahraga itu masalah kesehatannya di jantung. Apakah serangan jantung atau pun gangguan irama jantung," jelas dokter Surya dalan webinar bersama komunitas sepeda Bike2Work, Rabu (16/12/2020).

Menurut Surya, kebanyakan orang meninggal pasca berolahraga lantaran kurang mengenali kondisi kesehatannya sendiri.

Baca Juga: Lemak Subkutan versus Visceral, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

Jika seseorang memamng memiliki masalah kesehatan pada jantung atau pun memaksakan aktivitas fisik melebihi kemampuan kerja jantungnya, maka kondisi itu yang menyebabkan bahaya hingga brrakibat meninggal dunia.

Dokter Surya menjelaskan bahwa ada perkiraan fungsi jantung berdasarkan berapa persen denyut nadi maksimal tubuh.

Bagi orang awam, ia menyarankan sebaiknya aktivitas fisik atau olahraga dilakukan maksimal 90 persen batas denyut nadi maksimal.

"Kalau mau meningkatkan kebugaran, membakar lemak, menurunkan berat badan bisa lakukan aktivitas dari ringan hingga ke sedang berat mungkin denyut nadi mulai 60-90 persen. Kalau mau membentuk badan bisa 90-100 persen, itu biasanya untuk atlet," ujar dokter Surya.

"Kalau saya tidak terlalu merekomendasikan intensitas tinggi ini untuk orang awam karena tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu lama. Karena nanti akan membebani jantung," lanjutnya.

Baca Juga: Sempat Koma hingga di Ambang Maut, Dokter di Jakarta Sembuh dari Covid-19

Ia menjelaskan cara menghiting denyut maksimal cukup dengan rumusan 220 dikurangi usia dalam tahun dan dikali denyut nadi normal per menit. Hasil hitungan tersebut menjadi denyut nadi maksimal 100 persen.

Untuk menentukan jenis atau lamanya berolahraga, dokter Surya menyarankan harus menyesuaikan kemampuan jantung dan tidak melebihi kemampuan denyut nadi maksimal.

"Sesuaikan dengan target kita. Harus tahu batasan diri," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI