Suara.com - Rokok elektrik atau vape memang dipasarkan sebagai alternatif rokok biasa. Sayangnya alternatif ini tak menjadi solusi tepat karena masih sama bahayanya.
Melansir dari Medical Xpress, studi terbaru yang diterbitkan dalam American Journal of Physiology menunjukkan bahwa bahan kimia dalam liquid atau cairan berperasa di vape bisa merusak paru-paru.
"Sekitar 99 persen cairan rokok elektrik diberi rasa. Untuk membuat profil rasa ini, perusahaan menambahkan beberapa bahan kimia untuk mencapai rasa yang diinginkan," kata Laura Crotty Alexander, MD, profesor kedokteran di Division of Pulmonary.
"Bahan kimia ini telah ditemukan menjadi racun bagi paru-paru. Ketika dihirup, mereka mendatangkan malapetaka pada paru-paru dan memengaruhi tingkat protein khusus yang membantu menjaga sistem kekebalan," imbuhnya.
Baca Juga: Studi: Pengguna Vape Bisa Alami Perubahan Respons Kekebalan Terhadap Virus
Meneliti 21 orang dewasa yang secara teratur menggunakan vape, tim di UC San Diego menemukan perubahan pada protein inflamasi tertentu yang diketahui menyebabkan penyakit. Mereka menemukan tingkat protein yang tidak teratur dalam air liur dan saluran udara mereka.
"Studi kami menunjukkan kepada kami bahwa yang perlu diperhatikan adalahapa yang masuk ke e-liquid dan e-rokok," kata penulis pertama Miranda Ween, Ph.D., peneliti senior postdoctoral di Laboratorium Penelitian Paru-paru di Universitas Adelaide dan Rumah Sakit Royal Adelaide, Australia yang juga melakukan penelitian terhadap liquid vape.
"Toksisitas sel paru-paru dan pembersihan bakteri oleh makrofag alveolar paru-paru dipengaruhi oleh hampir setiap rasa. Ini membunuh hampir semua sel dan menghalangi kemampuan makrofag untuk membersihkan bakteri," imbuhnya.