Tantangan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0 Hadapi Pandemi Covid-19

Jum'at, 11 Desember 2020 | 10:00 WIB
Tantangan Tenaga Kesehatan di Era Industri 4.0 Hadapi Pandemi Covid-19
Jambore Virtual bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama di seluruh Indonesia. (Dok : Kemenkes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah telah berupaya memenuhi segala macam sumber daya yang dibutuhkan dan mengerahkan semua tenaga kesehatan untuk bahu membahu-melakukan rangkaian 3T, yakni tracing, testing, dan treatment dengan massif. Masyarakat diminta untuk tertib mematuhi protokol kesehatan demi melindungi diri, keluarga, masyarakat, untuk menyelamatkan bangsa dari pandemi Covid-19.

Hal ini dikemukakan oleh Menteri Kesehatan (Menkes), LetJen (Pur.) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K), dalam Jambore Virtual bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama di seluruh Indonesia.

“Pemerintah telah berupaya memenuhi segala macam sumber daya yang dibutuhkan dan mengerahkan tenaga kesehatan untuk bahu-membahu melakukan rangkaian 3T, yakni tracing, testing, dan treatment dengan massif, mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa dari pandemi Covid-19. Untuk itu, tenaga kesehatan dan masyarakat diminta untuk disiplin protokol kesehatan, demi mencegah keterpaparan Covid-19. Sekuat apapun upaya pemerintah tidak akan cukup bila tidak didukung masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan,” katanya.

Jambore ini merupakan inisiasi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional k- 56, pada 12 November 202.

Baca Juga: Insentif untuk 724 Ribu Tenaga Kesehatan Rp 7,69 Triliun Sudah Cair

Pada bagian lain, Terawan mengatakan apresiasinya kepada para petugas medis.

“Saya mengapresiasi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah berdedikasi tinggi berjuang menyelamatkan bangsa dari pandemi Covid-19,” tambahnya.

Jambore virtual juga diisi dengan pemaparan berbagai hal tentang kesehatan. Adapun yang menjadi nara sumber antara lain, Dirjen Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH, yag didampingi Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dr. Riskiyana S. Putra, M.Kes, Direktur Kesehatan Keluarga, dr. Erna Mulati, M.Sc (CMFM), Direktur Kesehatan Lingkungan, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, dan Direktur Gizi Masyarakat, Dr. RR. Dhian Probhoyekti, SKM, MA.

“Kita harus terus menerus mengupayakan agar masyarakat menyadari masalah yang dihadapi dan mencarikan solusinya,” demikian ujar Kirana, mengawali pengalamannya selama 30 tahun lebih menjadi tenaga kesehatan.

“Dibutuhkan pastisipasi masyarakat dalam merubah perilaku hidup bersih dan sehat,” tambahnya.

Baca Juga: Menkes Terawan: 1,2 Juta Vaksin Corona hanya untuk Tenaga Kesehatan

Ia mengajak para tenaga kesehatan di puskesmas, sebagai tenaga terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk dapat mengedukasi di tengah pandemi, dengan tetap aman, sehat dan tetap produktif.

“Tenaga kesehatan berada di tengah industri 4.0. Artinya, mulailah beralih dari kuratif kepada upaya promotif dan preventif melalui artificial intelligence (kecerdasan buatan) di tengah pandemi Covid-19,” timpal Riskiyana.

Ia mengatakan, upaya tenaga kesehatan dalam alih teknologi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mutu dan mempunyai daya saing, terutama dalam menghadapi pandemi saat ini.

Pada kesempatan yang sama, Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) memaparkan “Peran Tenaga Promosi Kesehatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19”.
Sebagai organisasi profesi, Dr. Rita Damayanti, MSPH, mengatakan, puskesmas sebaiknya membantu rumah sakit dalam menghadapi pandemik.

“Pada awal pandemi, semua dibebankan di rumah sakit, sehingga kita harus melakukan flattening the curve (meratakan kurva) dengan menekan penularan, supaya rumah sakit tidak kewalahan dan menempatkan promosi kesehatan di garda terdepan,” paparnya.

“Karena itulah, PPPKMI mendukung puskesmas melakukan pengawasan pada orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) untuk melakukan layanan dasar, menjangkau kelompok 4 atau kelompok marginal untuk pencegahan Covid-19, dan terlibat dalam gugus tugas Covid-19 dengan pembekalan, pelayanan, edukasi, komunikasi dan sosialisasi,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI