Vaksin Gratis VS Vaksin Mandiri dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 13 Desember 2020 | 21:32 WIB
Vaksin Gratis VS Vaksin Mandiri dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya
Ilustrasi vaksin Covid-19. ( shutterstock )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdebatan tentang vaksin gratis versus vaksin mandiri oleh netizen menjadi berita kesehatan paling menarik hari ini, Minggu (13/12/2020).

Ada juga dampak tak pernah ganti celana dalam hingga gejala jangka panjang Covid-19 yang paling umum.

Simak rangkuman dari Suara.com berikut ini ya:

1. Polemik Vaksin Gratis Versus Mandiri, Netizen Bandingkan dengan Bangladesh

Baca Juga: 3 Juta Dosis Vaksin Pfizer Mulai Didistribusikan di Amerika

Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]

Adanya dua jalur mendapatkan vaksin Covid-19 menjadi perbincangan hangat oleh netizen di media sosial. Vaksin mandiri berbayar atau vaksin gratis?

Saat ini, ada dua jalur mendapatkan vaksin Covid-19 yakni vaksin gratis yang diberikan oleh pemerintah, sedangkan vaksin mandiri masyarakat harus membeli vaksin dengan biaya sendiri.

Baca selengkapnya

2. Meski Telah Sembuh, Simak 5 Gejala Jangka Panjang Covid-19 Paling Umum

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Kebanyakan virus corona Covid-19 akan sembuh dalam waktu tiga hingga empat minggu. Namun pada beberapa orang, gejala Covid-19 bisa terjadi dalam jangka waktu lama bahkan ketika dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Bio Farma Minta RS Jangan Pre Order Vaksin Covid Sebelum Ada Instruksi

Melansir dari Times of India, berikut beberapa gejala jangka panjang Covid-19 yang paling umum terjadi, antara lain:

Baca selengkapnya

3. Selain Jorok, Tak Ganti Celana Dalam Tiap Hari Bisa Sebabkan 4 Masalah Ini

Ilustrasi celana dalam, pakaian dalam perempuan. (Shutterstock)
Ilustrasi celana dalam, pakaian dalam perempuan. (Shutterstock)

Selain jorok tak mengganti celana dalam setiap hari juga bisa berdampak pada kesehatan. Sebuah survei baru-baru ini terhadap 2.000 orang Amerika menemukan bahwa hampir 45 persen dari peserta penelitian tersebut mengenakan celana dalam yang sama selama dua hari atau bahkan lebih lama.

Melansir dari Healthshots, tak mengganti celana dalam setiap hari merupakan kebiasaan yang tak sehat. Berikut adalah konsekuensi kesehatan yang muncul akibat Anda tak mengganti celana dalam setiap hari, antara lain:

Baca selengkapnya

4. Waspada, Ahli Peringatkan Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Virus Corona Covid-19
Virus Corona Covid-19

Disfungsi ereksi bisa menjadi salah satu komplikasi virus corona Covid-19. Hal ini dinyatakan oleh pakar penyakit menular Dena Grayson, MD, mengatakan kepada stasiun TV Chicago NBCLX pada Jumat (4/12/2020).

"Kami sekarang tahu bahwa orang dapat memiliki efek kesehatan jangka panjang dari virus ini, komplikasi neurologis dan sekarang pria dapat memiliki masalah jangka panjang disfungsi ereksi" kata Dr. Grayson seperti yang dikutip dari Health.

Baca selengkapnya

5. DBD Mengancam di Musim Hujan, Tahun 2020 Sudah 663 Orang Meninggal

Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (3/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (3/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Ancaman Demam Bedarah Dengue (DBD) masih mengintai dan perlu mendapat perhatian, apalagi di musim penghujan saat ini.

Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) pada 2020 sejak 10 Januari hingga 7 Desember 2020, sudah terjadi sebanyak 95.971 kasus DBD, dengan total kematian 663 orang.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI