Suara.com - Ancaman Demam Bedarah Dengue (DBD) masih mengintai dan perlu mendapat perhatian, apalagi di musim penghujan saat ini.
Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) pada 2020 sejak 10 Januari hingga 7 Desember 2020, sudah terjadi sebanyak 95.971 kasus DBD, dengan total kematian 663 orang.
Ada setidaknya 5 kabupaten kota yang memiliki kasus DBD tertinggi, di antaranya kabupaten Buleleng Bali jadi kota tertinggi kasus DBD se Indonesia dengan 3.313 kasus, kedua Badung Bali dengan 2.547 kasus, Bandung Jawa Barat dengan 2.363 kasus, Sikka NTT mencapai 1.786 kasus, dan Gianyar Bali dengan 1.717 kasus.
Sedangkan kasus orang yang jatuh sakit terkena DB berada di kisaran usia 15 hingga 44 tahun, dan kasus kematian rata-rata menimpa mereka yang berusia 5 hingga 14 tahun, dan mereka adalah anak-anak.
Baca Juga: INFOGRAFIS: Menyikapi Musim Hujan Dikala Pandemi
Meski sudah mulai meredup, dalam siaran pers beberapa waktu lalu Direktur P2PTVZ Kemenkes RI, Didi Budijanto kembali mengingatkan masyarakat Indonesia untuk terus menjalankan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.
M pertama adalah Menguras, merupakan kegiatan membersihkan atau menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
M selanjutnya Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
M ketiga adalah Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Baca Juga: Penting: 7 Kiat Merawat Mobil di Musim Hujan
Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, dan gotong royong membersihkan lingkungan.
“Hal tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan , terus menerus, dan tepat sasaran,” kata Didi.
Di Indonesia DBD menyerang laki-laki sebanyak 53,11 persen dan perempuan sebanyak 46,89 persen.
“Kita harus waspadai tanda dan gejala DBD. Segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat bila curiga DBD,” tutup Didi.