Bisakah ODHA Hidup Dengan Normal? Ini Penjelasannya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 11 Desember 2020 | 17:50 WIB
Bisakah ODHA Hidup Dengan Normal? Ini Penjelasannya
Ilustrasi HIV/AIDS [Yayasan AIDS Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini akan membuat sistem kekebalan manusia berkurang sehingga mudah terserang virus dan bakteri.

Selain menyerang bagian fisik tubuh, menurut Pakar HIV/AIDS Prof Zubaeri Djoerban, penyakit ini juga menyebabkan dapat menyerang berbagai aspek lainnya seperti psikologis dan sosial.

Ia mengatakan, seseorang yang terkena penyakit HIV/AIDS banyak mendapat stigma yang buruk di masyarakat. Padahal faktanya seseorang yang positif HIV/AIDS tidak seburuk apa yang dibicarakan masyarakat pada umumnya.

“Pandangan buruk itu karena masyarakat sebenarnya tidak mengetahui tentang HIV/AIDS. Oleh karena itu pengetahuan sangat penting,” ucap Prof Zubaeri Djoerban dalam webinar HIV/AIDS 101 Untuk Para Orang Tua bersama Tim Hello Sehat Jumat (11/12/2020).

Baca Juga: Makassar, Bone dan Palopo Paling Banyak Kasus HIV Aids

Ilustrasi HIV/AIDS. (Shutterstock). 

Lalu bagaimana cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS?

  1. Proses penularan HIV/AIDS disebabkan beberapa faktor antara lain:
  2. Melalui hubungan seksual (seks bebas).
  3. Jarum suntik yang dipakai banyak orang (narkotika).
  4. Transfusi darah. Namun, untuk saat ini sudah terdapat penyaring sehingga risiko penularan melalui transfusi darah berkurang.
  5. Ibu hamil ke bayi

Dalam kasus ibu hamil, bayi memang memiliki peluang untuk tertular HIV/AIDS. Namun, terdapat cara yang dapat dilakukan agar bayi tidak tertular HIV/AIDS. 

Seorang ibu yang mengandung harus diberi antiretroviral (ARV), yaitu obat yang dapat memperlambat virus. Oleh karena itu, setiap ibu hamil sangat diusahakan menjalani tes HIV/AIDS untuk pencegahan.

Dengan memberikan hal tersebut dapat memperkecil proses penularan HIV/AIDS. Prof Zubaeri Djoerban menambahkan, dalam kasus HIV/AIDS batuk, pilek, bersin, serta berjabat tangan tidak berisiko menularkan HIV/AIDS.

Seseorang yang mengidap HIV/AIDS juga pada kenyataannya hidup seperti masyarakat normal. Hanya saja mereka yang mengidap HIV/AIDS harus mengonsumsi obat setiap harinya. 

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kasus HIV/AIDS di Tanah Air Jangan Diabaikan

Selain itu, jika sejak lahir sudah dinyatakan positif HIV/AIDS maka anak tersebut harus meminum obat sampai dewasa.

Menurut cerita Nurma Anisa, pasien HIV/AIDS yang memperburuk kondisi pasien sebenarnya adalah pandangan masyarakat. Menurutnya, penyakit tersebut memang mengerikan. Namun, selama dirinya tetap menjalani pengobatan dengan meminum obat secara teratur, tubuhnya terasa baik-baik saja.

“Awalnya pandangan masyarakat sih, cuma untuk sekarang udah enggak separah dulu. Untuk penyakitnya yang penting aku rutin minum obat, “ ucap Nurma.

Berdasarkan keterangan Nurma, dalam kehidupannya sehari-hari tidak ada bedanya dengan masyarakat normal. Baginya yang berbeda hanya keharusannya untuk meminum obat setiap harinya. Namun, untuk kelangsungan hidup tidak ada yang membedakannya.

Proses pencegahan HIV/AIDS menurut Prof Zubaeri Djoerban, masyarakat harus menjauhi kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan HIV/AIDS. Selain itu, anak juga harus diberikan bimbingan mengenai seks untuk menghindari tertular HIV/AIDS.

Penulis: Fajar Ramadhan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI