Studi: 16 Persen Orangtua Masih Beri Kental Manis ke Anak, Apa Dampaknya?

Jum'at, 11 Desember 2020 | 16:40 WIB
Studi: 16 Persen Orangtua Masih Beri Kental Manis ke Anak, Apa Dampaknya?
Susu kental manis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak tahun 2018, persoalan kental manis memang sudah banyak dibicarakan. Dalam hal ini, BPOM dan Kementerian Kesehatan sudah menegaskan susu kental manis tidak mengandung susu.

Sayangnya menurut penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menunjukkan bahwa 16,97 persen ibu di Indonesia masih memberikan kental manis untuk anak mereka setiap hari.

"Kental manis saja ini karbonya tinggi dari gula sehingga tak dianjurkan untuk balita," kata Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM.MKM, Dosen Prod. Gizi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam acara Konferensi Pers Hasil Penelitian YAICI, PP Aisyiyah & PP Muslimat NU.

Padahal menurut Dr. Tria, kental manis yang dikonsumsi tanpa tambahan nutrisi seimbang lain akan memicu anak mengalami malnutrisi. Di sisi lain, kental manis juga bisa membuat anak kebanyakan karbohidrat dan gula yang bisa menyebabkan berbagai penyakit.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Anak Saat Memasuki Musim Pancaroba

"Bukan hanya under-nutrition, namun (konsumsi kental manis pada anak) bisa menyebabkan penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, kalau di gigi bisa karies," imbuhnya.

Susu kental manis. (Shutterstock)
Susu kental manis. (Shutterstock)

Menurut Arif Hidayat SE.,MM, Ketua YAICI menyatakan bahwa pemberian kental manis pada anak sering kali dipicu oleh persoalan ekonomi.

"(Pilih) kental manis ya karena ini lebih ekonomis lebih murah daripada satu kaleng susu formula," ujar Arif.

Dalam hal ini, untuk memenuhi gizi balita Dr. Tria menyarankan agar tak memberikan kental manis namun lebih baik memberikan susu full cream dan susu rendah lemak. Susu full cream hanya untuk anak lebih dari 1 tahun sementara susu rendah lemak untuk balita usia 2 tahun.

"Namun susu skim tidak terlalu disarankan untuk balita," imbuhnya.

Baca Juga: Bikin Ngakak! Langgar Protokol Kesehatan, Anak Ini Usul Diceburin Ke Sumur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI