Suara.com - Pneumonia disebut juga sebagai penyakit radang paru-paru, atau penyakit paru-paru basah. Penyakit ini bisa terjadi pada anak dan merupakan salah satu jenis penyakit yang bisa menular dan dapat berulang jika penderitanya tidak menjaga diri dari berbagai faktor-faktor pencetusnya.
Lalu, apa saja yang orangtua perlu ketahui mengenai pneumonia ini? Simak ulasan berikut ini.
Mengenai Penyakit Paru-Paru Basah atau Pneumonia
Tubuh manusia memerlukan oksigen untuk dapat bekerja dengan baik. Ketika kita bernapas, oksigen dihirup melalui hidung dan bergerak melalui tabung pernapasan. Kemudian oksigen akan masuk ke dalam tubuh melalui kantung udara kecil di dalam pembuluh darah kapiler. Kantung udara kecil ini disebut dengan alveoli dan jumlahnya ada sekitar 600 juta di dalam sistem pernapasan manusia.
Setelah masuk ke dalam alveoli, oksigen pun akan diserap ke dalam darah dan sel-sel darah merah akan bekerja untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Ilmuwan Beberkan Perbedaan Pneumonia Biasa dengan Covid-19
Seseorang yang terinfeksi pneumonia akan mengalami infeksi dan penumpukan cairan atau lendir di dalam alveoli yang terdapat pada paru-paru. Hal ini menyebabkan oksigen sulit untuk masuk ke paru-paru secara penuh.
Batuk dan pilek yang parah pun dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada paru-paru, sehingga bakteri atau virus penyebab pneumonia dapat mudah bergerak ke dalam paru-paru dan menyebabkan infeksi.
Apa Saja Gejala dan Penyebabnya?
Banyak orang yang beranggapan bahwa pneumonia atau paru-paru basah bisa disebabkan karena anak suka kebasahan karena kehujanan. Ada pula yang berpendapatan kondisi lingkungan yang lembab menyebabkan pneumonia, seperti kebiasaan tidur di lantai atau memakai kipas angin.
Padahal, pneumonia sendiri terjadi karena adanya infeksi dari bakteri, virus, atau jamur. Beda penyebabnya, maka gejala yang timbul juga bisa jadi berbeda.
Umumnya, pneumonia yang diakibatkan oleh infeksi bakteri akan mengakibatkan anak sakit secara tiba-tiba dan disertai gejala seperti berikut ini.
Baca Juga: 800.000 Anak Meninggal Dunia Karena Pneumonia, Ini Kata Menkes Terawan
- Batuk berdahak dengan dahak berwarna hijau, kadang kemerahan karena darah
- Sesak nafas
- Napas cepat dan pendek-pendek
- Lelah dan lemah
- Nyeri di bagian dada
- Diare
- Mual dan muntah
- Demam tinggi
- Jantung berdebar
Jika pneumonia disebabkan oleh virus, gejalanya kadang tidak terlalu terlihat dan infeksinya lebih pelan. Bisa saja orangtua tidak menyadari anaknya terkena pneumonia karena gejalanya ringan. Waspadai tanda-tanda seperti flu, yaitu pilek, demam ringan, batuk kering dan kadang disertai lendir.
Sementara itu, kasus pneumonia pada bayi seringkali tak menunjukkan gejala khas dan sulit untuk dideteksi karena bayi masih belum mampu berkomunikasi dengan baik. Untuk itu, orangtua perlu memperhatikan gejala fisik seperti muntah, wajah pucat, lemas, hilangnya nafsu makan, dan gelisah atau rewel.
Diagnosis dan Pengobatan Pneumonia
Untuk mengetahui dengan pasti apakah anak positif terkena pneumonia, orangtua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau spesialis anak. Dengan menggunakan stetoskop, dokter dapat mendengar gejala khas pneumonia, yaitu suara berderak ketika anak bernapas karena adanya cairan di dalam paru-paru.
Kemudian untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan rontgen pada dada anak. Munculnya titik berawan putih pada paru-paru di hasil rontgen menandakan bahwa ada penumpukan cairan di dalam paru-paru.
Setelah diketahui penyebab pneumonia - apakah infeksi bakteri atau virus - barulah dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai. Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik baik oral maupun melalui infus jika anak mengalami kesulitan untuk minum obat.
Namun antibiotik tidak efektif untuk mengobati pneumonia yang disebabkan oleh virus. Biasanya anak akan diberikan obat penurun panas untuk meredakan gejala demam yang dialaminya.
Cara mengobati pneumonia lainnya adalah menyemprotkan larutan air asin (saline) ke dalam hidung anak untuk membantu mengencerkan lendir. Penggunaan humidifier atau pelembab udara di rumah juga disarankan untuk mengobati pneumonia.
Agar cepat pulih, pastikan anak mendapat cukup istirahat dan minum air putih yang banyak.
Mencegah Pneumonia pada Anak
Untuk mencegah terjadinya Pneumonia, hal pertama yang bisa dilakukkan adalah memberikan anak vaksin PCV (Pneumococcal conjugate vaccine). Vaksin ini akan melindungi anak dan orang dewasa dari infeksi bakteri Streptococcus pneumonia (pneumokokus).
Selain itu, vaksin Flu juga terbukti efekti untuk mencegah anak terkena pneumonia.
Dan yang tidak kalah penting adalah meningkatkan daya tahan tubuh anak agar lebih kuat dalam mencegah serta melawan infeksi. Pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta hindari kurang tidur.
Jagalah kebersihan lingkungan anak agar tidak terpapar berbagai macam bakteri dan virus. Ajarkan anak agar terbiasa mencuci tangan teratur menggunakan sabun dan air. Hal ini dapat mencegah berbagai penyakit seperti flu atau batuk yang dapat mengakibatkan pneumonia.
Sumber:
https://id.theasianparent.com/pneumonia-pada-anak
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/masker-alami-untuk-ibu-hamil
https://id.theasianparent.com/manfaat-madu-untuk-kesehatan
Published by The Asian Parent |