Benarkah Vaksin Covid-19 akan Membuat Perbedaan pada Tingkat Penularan?

Kamis, 10 Desember 2020 | 14:53 WIB
Benarkah Vaksin Covid-19 akan Membuat Perbedaan pada Tingkat Penularan?
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Covid-19 seharusnya secara signifikan menurunkan tingkat kasus baru, rawat inap, dan kematian, asalkan cukup banyak orang yang melakukan vaksinasi.

Menurut model baru, yang diunggah 30 November ke database pracetak medRxiv, memvaksinasi hanya 40% dari populasi akan memangkas tingkat serangan, atau infeksi baru dari virus.

Pengurangan tersebut akan terjadi, baik secara langsung melindungi mereka yang telah vaksinasi maupun secara tidak langsung melindungi orang lainnya di masyarakat.

Tanpa vaksin, sekitar 7% orang yang rentan akan tetap terinfeksi selama tahun mendatang, dengan asumsi orang-orang mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Dihantam Gelombang Ketiga COVID-19, Korea Selatan Bangun Kamar RS Darurat

Jika tidak, tingkat serangan virus mungkin akan lebih tinggi, lapor Live Science.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)

Tingkat serangan yang rendah akibat adanya vaksin otomatis juga mengurangi kasus rawat inap dan kematian akibat Covid-19.

Dengan 40% populasi yang divaksinasi, tingkat rawat inap di ICU dan non-ICU turun 85% lebih. Kematian menurun 87% lebih dibanding skenario selama setahun tanpa vaksin.

Apakah artinya kita dapat berhenti mempraktikkan jarak sosial jika 41 juta populasi telah divaksinasi? "Tidak, tidak juga," kata penulis studi Meagan Fitzpatrick, asisten profesor dan pemodel penularan penyakit menular di University of Maryland School of Medicine.

Sekitar tiga perempat populasi kemungkinan perlu divaksinasi sebelum orang-orang dengan aman mulai melonggarkan PSBB, mengingat betapa mudahnya Covid-19 menyebar di masyarakat.

Baca Juga: Ahli Ingatkan Vaksin Oxford Bisa Buat Orang Tak Terlindungi dari Covid-19

Namun, pemodelan baru ini belum ditinjau oleh rekan sejawat, dan dalam kasus apa pun, tidak dapat memprediksi secara sempurna apa yang akan terjadi setelah vaksinasi.

"Tapi penelitian itu memberi kita alasan untuk berharap," kata Fitzpatrick. Menurutnya, strateginya sekarang adalah untuk memberikan vaksin kepada sebanyak mungkin orang.

Sementara studi ini menyoroti kekuatan dan janji vaksin Covid-19, penulis penelitian memperingatkan bahwa vaksin harus dipasangkan dengan pengamanan lain terhadap virus, seperti pemakaian masker, pengujian, dan pelacakan kontak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI