Studi: Covid-19 Picu Masalah Neurologis, Bahkan Bagi yang Bergejala Ringan

Kamis, 10 Desember 2020 | 08:32 WIB
Studi: Covid-19 Picu Masalah Neurologis, Bahkan Bagi yang Bergejala Ringan
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Covid-19 memang dikenal dapat menyebabkan komplikasi neurologis, bahkan komplikasi neurologis bisa dialami oleh mereka yang tak mengalami gejala parah dan terjadi terlalu lama. Hal ini dinyatakan dalam studi yang telah dipublikasikan pada jurnal Neurology Clinical Practice.

Melansir dari Medicalxpress, infeksi SARS-CoV-2 virus corona penyebab Covid-19 dapat memengaruhi sistem organ di seluruh tubuh. Masalah ini termasuk kondisi yang memengaruhi otak dan sistem saraf mulai dari kondisi mental yang berubah, kejang hingga stroke.

 Dokter Pria Anand dari Boston Medical Center dan koleganya mempelajari catatan lebih dari 900 pasien Covid-19 antara 15 April hingga 1 Juli. Dari kelompok pasien tersebut, 74 pasien memerlukan konsultasi atau harus menjalani perawatan neurologis.

Secara keseluruhan, 18 pasien menderita stroke, 15 mengalami kejang, dan 26 didiagnosis dengan ensefalopati istilah luas untuk disfungsi otak, termasuk kebingungan dan delirium.

Baca Juga: Pilkada Belum Berakhir, Doni ke Satgas Covid: Jangan Kendor, Selalu Nyinyir

Beberapa pasien lain mengalami kerusakan saraf atau masalah gerakan. Mereka termasuk lima penderita mioklonus yang merupakan di mana otot berkedut atau tersentak tanpa disengaja.

Seorang pasien menunjukkan tanda-tanda ensefalitis autoimun, suatu kondisi langka di mana sistem kekebalan menyerang jaringan di sumsum tulang belakang atau otak, menyebabkan peradangan. Pasien tersebut membaik setelah pengobatan dengan kortikosteroid anti-inflamasi.

"Secara umum, komplikasi neurologis Covid-19 tampaknya terjadi dalam beberapa masalah yang berbeda," kata Anand yang juga asisten profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Boston.

"Beberapa masalah, terkait dengan respons imun yang terlalu aktif  seperti sindrom Guillain-Barre, di mana sistem kekebalan menyerang saraf tubuh. Dalam kasus lain, komplikasi muncul hanya karena pasien sakit kritis di rumah sakit, dan terkadang menggunakan ventilator," imbuhnya. 

Menurut Anand, ada kemungkinan virus itu sendiri menyerang sistem saraf pusat pada beberapa pasien. Kondisi tersebut pernah terlihat pada pasien herpes dan cytomegalovirus.

Baca Juga: Dua Minggu Ditutup, Sekolah di New York Dibuka Kembali

Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)

Penelitian Anand juga menunjukkan  bahwa orang dengan Covid-19 gejala ringan dan tak dirawat di rumah sakit pun masih bisa mengalami gejala neurologis yang bisa bertahan lama. 

"Ada rasa aman yang salah di antara orang-orang yang lebih muda, bahwa Covid-19 hanya merupakan risiko bagi orang tua yang berakhir di rumah sakit," kata Dokter Aaron Glatt, juru bicara Infectious Diseases Society of America.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI