Suara.com - Meskipun mantan pasien Covid-19 akan mengembangkan antibodi, namun mereka masih perlu untuk melalukukan vaksinasi. Hal ini dinyatakan oleh para ahli dari Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi (ACIP) yang membuat rekomendasi tentang vaksin ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Melansir dari Medicalxpress, Anthony Fauci direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIH) mengatakan bahwa orang yang selamat dari Covid-19 masih harus divaksinasi. Salah satu alasannya adalah para ilmuwan khawatir bahwa perlindungan alami Covid-19 mungkin berumur pendek.
Sebuah studi dari La Jolla Institute for Immunology menemukan bahwa para penyintas mungkin memiliki kekebalan yang tak bertahan lama.
"Beberapa sel (dari mantan pasien Covid-19) merespons virus corona dengan baik lebih pada 90 persen orang," kata Daniela Weiskopf, seorang ahli imunologi yang berpartisipasi dalam penelitian.
Baca Juga: Persiapan Akhir Tahun, Exxonmobil Perluas Jaringan Layanan Mobil ke Rumah
Penurunan respon kekebalan terhadap Covid-19 memang lambat, tapi Weiskopf menekankan bahwa belum ada yang tahu seberapa lama kekebalan bisa merespon dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada orang yang sepenuhnya terlindungi dari Covid-19 meskipun pernah terinfeksi.
“Saya pikir bahwa hasil penelitian memberitahu kita bahwa ada beberapa tingkat kekebalan setelah Anda pulih dari infeksi pertama,” kata Wherry.
"Kami tidak tahu seberapa tahan lama itu (kekebalan) bertahan," imbuhnya. Dengan begitu para peneliti menyarankan bahwa mantan pasien Covid-19 masih membutuhkan vaksin.