Suara.com - Hadirnya vaksin Covid-19 menimbulkan harapan baru dalam penanganan pandemi yang sudah berjalan hampir satu tahun.
Demi memaksimalkan manfaat vaksin, Raja Maroko Mohammed VI memerintahkan agar semua warga Maroko menerima vaksin virus corona secara gratis.
Dilansir ANTARA, Maroko berencana untuk meluncurkan vaksin Sinopharm China dalam beberapa minggu mendatang, segera setelah uji coba fase tiga selesai, Perdana Menteri Saad Dine El Otmani mengatakan kepada Reuters.
Negara tersebut juga telah memesan dosis vaksin dari AstraZeneca dan sedang dalam pembicaraan dengan pengembang vaksin lainnya, katanya.
Baca Juga: Ahli: Opsi Darurat Vaksin Adalah Bentuk Kegagalan Negara Atasi Covid-19
Hingga Selasa, Maroko, dengan populasi sekitar 36 juta, telah mencatat 384.088 kasus terkonfirmasi dan 6.370 kematian. Negara tersebut juga memiliki sekitar 40.000 kasus aktif.
Selain Maroko, Brasil juga sudah berkomitmen menggratiskan vaksin Covid-19 untuk warganya.
Brasil akan menawarkan vaksin Covid-19 kepada semua warga Brasil secara gratis saat regulator kesehatan Anvisa memberikan persetujuan ilmiah dan hukum.
Dalam unggahan di Twitter, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan kementerian ekonomi telah meyakinkannya bahwa tidak akan ada kekurangan sumber daya untuk memberikan vaksin kepada semua orang yang menginginkannya.
"Setelah disertifikasi oleh @anvisa_oficial (pedoman ilmiah dan aturan hukum), @govbr akan menawarkan vaksin untuk semua, gratis dan tidak wajib," cuit Bolsonaro.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Tanah Air, Bisa Jamin Tekan Angka Infeksi?
Cuitan Bolsonaro muncul segera sebelum presiden pusat biomedis Institut Butantan Sao Paulo, Dimas Covas, mengatakan semua data yang diperlukan untuk vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh China Sinovac Biotech Ltd telah atau akan segera dikirim ke regulator kesehatan Anvisa.
Dia mengharapkan Anvisa menyetujuinya, terlepas dari badai politik antara Bolsonaro dan Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengenai vaksin yang bersaing.
"Saya ingin berpikir bahwa tidak ada masalah politik yang lebih besar dari kehidupan masyarakat," kata Covas dalam wawancara dengan GloboNews.
Doria mengatakan sebelumnya pada Senin bahwa negara bagian terpadat di negara itu berencana untuk mulai memvaksinasi populasinya terhadap Covid-19 pada 25 Januari, pemerintah federal mengharapkan meluncurkan rencana imunisasinya sendiri setidaknya sebulan kemudian.