Catat! Olahraga Pasien Osteoporosis Beda dengan Orang Sehat

Rabu, 09 Desember 2020 | 11:55 WIB
Catat! Olahraga Pasien Osteoporosis Beda dengan Orang Sehat
Ilustrasi gerakan senam osteoporosis. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi pasien osteoporosis bukan alasan untuk tidak melakukan olahraga. Justru latihan fisik tetap penting dilakukan agar sisa kekuatan tulang yang osteoporisis tetap terjaga.

Hanya saja pemilihan olahraga harus yang minim membebani tulang. Sebab pengidap osteoporosis sangat berisiko alami patah tulang.

"Kalau sudah osteoporosis harus tetap olahraga. Kalau orang osteoporosis, berarti kita harus selalu ingat risiko terjadi patah tulang, maka dipilihlah olahraga yang tidak terlalu membebani supaya tidak mudah terjadi patah tulang tapi tulang tetap kuat," tutur Spesialis penyakit dalam dr. Pande Ketut Kurniari Sp. PD., dikutip dari Podcast kesehatan Kementerian Kesehatan, Rabu (9/12/2020).

Ia mencontohkan, olahraga yang bisa dilakukan adalah jalan santai. Tetapi yang harus diingat jangan meningkatkan intensitas olahraga dengan berjalan cepat, apalagi berlari dan lompat.

Baca Juga: Tidak Hanya Keropos, Ini yang Terjadi Pada Tulang Jika Alami Osteoporosis

"Jangan melompat karena itu meningkatkan risiko patah. Tapi kalau orang sudah osteoporosis harus tetap olahraga," ujarnya.

Berbeda dengan orang sehat. Pande mengatakan bahwa olahraga dengan memberikan beban terhadap tulang justru bisa mencegah osteoporosis dan menguatkan tulang.

Dokter yang berpraktik di rumah sakit di Denpasar, Bali, itu menjelaskan bahwa tulang termasuk sel hidup, sehingha jika diberikan beban mekanik maka akan merangsang kualitas tulang makin kuat.

"Cara paling sederhana dengan jalan kaki karena akan menanggung beban berat. Usahakan saat olahraga posisi tulang belakang harus tegak agar beban benar-benar ditanggung tubuh," jelasnya.

Olahraga lain yang bisa dilakukan seperti lari, senam aerobik, bersepeda, hingga berenang. Bukan hanya jenis olahraga, Pande mengatakan, lama waktunya juga harus diperhatikan.

Baca Juga: Idap Hipotiroidisme di Usia 10 Tahun, Wanita Ini Alami Menopause Dini

"Jangan hanya olahraga sebulan sekali atau seminggu sekali tapi dengan intensitas berat, itu salah. Tidak direkomendasikan juga tubuh olahraga setiap hari. Kemudian direkomendasikan 20 menit sampai 60 menit," jelas Pande.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI