Suara.com - Malaria menjadi salah satu penyakit menular berbahaya dan terjadi di berbagai wilayah. Katja Wyss dari Departemen Kedokteran Karolinska Institutet di Solna menunjukkan bahwa obesitas dan diabetes mungkin bisa menjadi salah satu faktor risiko untuk malaria yang lebih parah.
"Antara lain, kami telah mempelajari bidang kekebalan yang kompleks. Tidak ada orang yang sepenuhnya kebal terhadap malaria, tetapi orang yang tinggal di negara endemik malaria sering mengembangkan kekebalan terhadap malaria parah," kata Wyss seperti yang dikutip dari Medical Xpress.
"Kami juga melihat kondisi medis yang mendasari sebagai faktor risiko malaria berat dan menemukan bahwa orang dengan penyakit kronis, khususnya faktor risiko seperti obesitas berada pada risiko lebih tinggi malaria parah," imbuhnya.
Menurut Wyss, orang dengan sindrom metabolik seperti obesitas dan diabetes berada pada risiko lebih tinggi terhadap malaria parah. Hal ini juga terjadi pada traveler di atas 60 tahun dan para migran yang baru datang.
Baca Juga: Pencegahan yang Bisa Dilakukan Diabetesi Agar Luka Tidak Berujung Amputasi
Melansir dari Medical Xpress, studi sebelumnya menunjukkan korelasi antara malaria dan jenis limfoma masa kanak-kanak tertentu di daerah endemik di Afrika (negara endemik malaria), tetapi tidak ada studi longitudinal kasus malaria yang telah dilakukan untuk menyelidiki risiko limfoma dan kanker lainnya.
"Vaksin yang saat ini tersedia di pasaran hanya memberikan perlindungan sedang. Selain itu, kemanjurannya berkurang setelah beberapa tahun," imbuhnya.
Menurut Wyss, penting bagi orang dengan kondisi yang mendasari untuk melakukan vaksinasi malaria saat bepergian ke daerah endemik malaria. Terutama pada kelompok pasien obesitas dan diabetes yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit malaria parah.