Infografis
Fase proliferasi terjadi dari akhir periode hingga ovulasi, tumpang tindih dengan fase folikuler. Telur yang matang akan menyebabkan peningkatan estrogen dan memicu lapisan rahim menebal.
Di tengah siklus, inilah waktunya untuk ovulasi. Peningkatan kadar estrogen akan menyebabkan kelenjar pituitari melepaskan hormon yang memulai ovulasi.
Kondisi ini cenderung terjadi sekitar 13 hingga 15 hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Ketika sel telur matang dilepaskan dari ovarium ke tuba falopi menuju rahim, maka telur sudah siap dibuahi sperma.
Fase ovulasi adalah satu-satunya momen Anda bisa hamil selama siklus menstruasi. Ovulasi hanya berlangsung sekitar 24 jam dan setelah itu telur akan mati atau larut jika tak dibuahi.
Karena sperma bisa bertahan hidup sampai 5 hari, maka kehamilan bisa terjadi jika seora wanita berhubungan seks hingga 5 hari sebelum ovulasi.
Bagian kedua dari siklus menstruasi dimulai dengan fase luteal di ovarium. Kantung yang berisi sel telur menghasilkan estrogen dan progesteron yang menyebabkan perubahan mood, sakit kepala, jerawat, kembung dan nyeri payudara.
Jika sel telur dibuahi sperma selama fase ini, progesteron akan mendukung kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, maka korpus luteum akan rusak antara 9 dan 11 hari selama ovulasi. Tingkat estrogen dan progesteron juga akan turun.
Fase sekresi berikutnya terjadi dari ovulasi hingga awal menstruasi. Lapisan rahim melepaskan atau mengeluarkan bahan kimia untuk membantu sel telur yang telah dibuahi menempel atau membantu lapisan tersebut rusak jika tidak terjadi pembuahan.
Pada masa ini, kadar progestron akan meningkat dan menyebabkan kram. Lalu, menstruasi akan terjadi kembali.
Baca Juga: Pakai Vaksin Pfizer, Inggris Laksanakan Vaksinasi Virus Corona Hari Ini
