Vaksin Sinovac Belum Terbukti Ampuh Cegah Covid-19? Ini Kata Bio Farma

Selasa, 08 Desember 2020 | 19:32 WIB
Vaksin Sinovac Belum Terbukti Ampuh Cegah Covid-19? Ini Kata Bio Farma
Petugas memindahkan vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). [ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Covid-19 menjadi harapan baru dalam penanganan pandemi yang melanda dunia. Sayangnya, keragu-raguan terhadap efektivitas dan keampuhan vaksin masih ada di masyarakat.

Hingga saat ini vaksin Covid-19 buatan Sinovac belum bisa dipastikan manfaat efikasinya atau kemampuan untuk memberikan perlindungan dari Covid-19, lantaran hasil uji klinis tahap 3 belum diketahui hasilnya.

Hal ini dibenarkan Head of Coporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan saat konferensi pers virtual, Selasa (8/11/2020). Menurut Irwan hasilnya baru diketahui pada Januari 2021 mendatang.

"Terkait dengan efikasi untuk melihat persisnya efikasi ini kita harus menunggu sampai dengan berakhirnya uji klinis fase 3," terang Iwan menanggapi pertanyaan awak media.

Baca Juga: Kasus Corona Melonjak, Satgas: Faktor Warga Abai Protokol Kesehatan

Irwan menjelaskan dalam tahap pengembangan vaksin dikenal istilah imunogenisitas dan efikasi, kedua istilah ini sama pentingnya.

Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin untuk merangsang pembuatam antibodi.

Tapi apakah antibodi yang sudah terbentuk itu bisa melindungi dari Covid-19, maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.

Ketika antibodi yang terbentuk mampu melindungi, maka efikasi vaksin sudah teruji efektifitasnya.

"Nah, itu yang akan membedakan, akan dibuktikannya setelah nanti di bulan Januari 2021 nanti. Apakah betul-betul memberikan antibodi atau kekebalan? Tetapi juga yang terpenting efektif atau memberikan proteksi terhadap orang yang divaksin itu," papar Irwan.

Baca Juga: Pilkada Medan, Begini Cara KPU Jemput Suara Pasien Covid-19

Itulah mengapa uji klinis tahap 3 memerlukan 3 kali periode pemantauan, 1 bulan pertama setelah penyuntikkan, 3 bulan setelah penyuntikkan dan 6 bulan setelah penyuntikkan.

Setelah 6 bulan penyuntikkan, bisa dilihat antibodi bisa melindungi tubuh atau tidak.

"Jadi memang antara antibodi dengan efikasi ini ada sedikit perbedaan. Terbentuk bisa saja terbentuk tetapi efikasinya dia protektif atau tidaknya, di sini yang nanti akan dibuktikan setelah nanti pada Bulan Januari tersebut," tambah Iwan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI