Waspada, Makan Kebanyakan Junk Food Picu Perubahan Struktur Otak Remaja

Selasa, 08 Desember 2020 | 15:26 WIB
Waspada, Makan Kebanyakan Junk Food Picu Perubahan Struktur Otak Remaja
Remaja makan junk food
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Remaja yang hobi konsumsi makanan cepat saji atau junk food mungkin bisa mengalami masalah kerusakan jangka panjang pada otak. Hal ini dinyatakan dalam penelitian baru yang dilakukan Cassandra Lowe, J. Bruce Morton dan Amy Reichelt dari BrainsCAN.

Melansir dari Medical Xpress, temuan ini menunjukkan pentingnya mengubah perilaku dan membentuk kebiasaan remaja untuk makan makanan sehat sejak dini demi meminimalkan perubahan struktur otak.

"Remaja lebih cenderung makan makanan padat kalori dan tinggi gula karena mereka tidak memiliki kendali untuk mengaturnya," kata Lowe, seorang sarjana postdoctoral BrainsCAN.

"Otak mereka masih berproses menjadi dewasa sehingga mereka lebih sensitif terhadap sifat-sifat dari makanan. Tapi, pada saat yang sama, mereka kekurangan mekanisme kontrol untuk mencegah diri mereka sendiri makan junk food," imbuhnya.

Baca Juga: 4 Manfaat Pola Makan Vegan, Termasuk Menekan Risiko Kanker

Selama masa remaja, korteks prefrontal atau area otak yang terlibat dalam pengaturan diri, pengambilan keputusan sedang berkembang, sehingg membuat remaja sulit menolak makanan yang tidak sehat. Sampai area otak ini matang, remaja lebih cenderung mengambil melakukan hal yang impulsif.

"Korteks prefrontal adalah area terakhir dari otak yang berkembang. Ini adalah bagian otak yang sangat penting untuk regulasi perilaku; itu adalah manajer otak," kata Reichelt, seorang sarjana postdoctoral BrainsCAN.

Di sisi lain, konsumsi makanan padat kalori seperti junk food yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi korteks prefrontal, termasuk mengubah pensinyalan dan penghambatan dopamin.

Neurotransmitter dopamin dilepaskan saat sistem penghargaan otak diaktifkan. Dopamin dapat diaktifkan dengan berbagai cara termasuk interaksi sosial, serta makan makanan padat kalori.

Ketika sistem otak terlalu distimulasi dengan diet tidak sehat di usia remaja, maka dapat mengakibatkan kontrol kognitif buruk dan meningkatkan perilaku impulsif saat mereka beranjak dewasa. Hal ini menunjukkan pentingnya mengubah perilaku dan kebiasaan sehat sejak dini untuk meminimalkan perubahan pada otak.

Baca Juga: Studi: Pola Makan Mediterania Mungkin Bisa Bantu Redakan Stres

"Olahraga bisa menjadi salah satu cara mengatur perubahan di otak yang dapat membantu kita membuat pilihan makanan yang lebih baik," kata Lowe.

"Ada bukti bahwa olahraga dapat membantu meningkatkan kemampuan otak dalam hal kontrol kognitif," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI