Studi: Gangguan Tidur Remaja Bisa Tingkatkan Masalah dan Respons Depresi

Selasa, 08 Desember 2020 | 10:22 WIB
Studi: Gangguan Tidur Remaja Bisa Tingkatkan Masalah dan Respons Depresi
Insomnia (istockphoto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan tidur kronis selama masa remaja dapat menyebabkan depresi pada pria maupun perempuan. Kondisi ini juga bisa mengubah reaktivitas stres pada perempuan. Hal tersebut dinyatakan oleh penelitian yang dipimpin oleh peneliti University of Ottawa.

Melansir dari Medical Xpress, temuan mereka telah diterbitkan pada jurnal Behavioral Brain Research.

"Lebih dari 264 juta orang di seluruh dunia menderita depresi. Kondisi ini adalah gangguan suasana umum yang menurunkan kualitas hidup kita," kata penulis senior Nafissa Ismail, Associate Professor di Ottawa School of Psychology dan University Research Chair in Stress and Mental Health.

"Individu yang didiagnosis depresi mengalami beberapa gejala termasuk malaise umum, libido berkurang, gangguan tidur dan kecenderungan bunuh diri dalam kasus yang parah," imbuhnya.

Baca Juga: Kurang Tidur Setelah Menjadi Ibu Baru, Katy Perry Atasi dengan Cara Ini

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dua kali lebih banyak didiagnosis mengalami depresi daripada laki-laki. Orang dewasa dengan depresi sering kali pertama kali mengalami gejala depresi pada masa remaja awal. Namun, penyebab yang mendasari depresi remaja dan angka prevalensi spesifik jenis kelaminnya masih belum diketahui.

Ilustrasi depresi (shutterstock)
Ilustrasi depresi (shutterstock)

Namun para peneliti menunjukkan bahwa gangguan tidur merupakan penyebab stres yang umum selama perkembangan remaja. Gangguan tidur yang berulang sebagian dapat menjadi penyebab kerentanan remaja putri terhadap depresi.

“Temuan kami menunjukkan bahwa gangguan tidur yang signifikan selama masa remaja dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya depresi baik pada pria maupun perempuan," ujar Ismail.

Selain itu, gangguan tidur dapat membuat remaja perempuan peka terhadap stresor lain dan meningkatkan kemungkinan perkembangan gangguan suasana hati.

Baca Juga: Kurangi Stres, Masalah Mental Bisa Pengaruhi Kesuburan Perempuan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI