Agar Pilkada Tak Naikkan Kasus Covid-19, Ini Pesan dari Epidemiolog

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 07 Desember 2020 | 19:30 WIB
Agar Pilkada Tak Naikkan Kasus Covid-19, Ini Pesan dari Epidemiolog
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berpakaian hazmat mendampingi warga memasukkan surat suara ke dalam kotak saat Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Semarang 2020 di Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (29/11/2020). [ANTARA FOTO/Aji Styawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 akan dilaksanakan pada Rabu 9 Desember mendatang.

Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada, dr Riris Andono Ahmad, PhD, mengingatkan momen pilkada jangan sampai menjadi penyebab meningkatnya kasus Covid-19.

Dikatakan Riris, pilkada yang akan dilangsungkan lusa memang tidak akan bisa dibatalkan. Namun, masyarakat wajib tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Yang datang ke TPS harusnya bisa dilayani misalnya dengan tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker bila perlu, dan juga jaraknya harus diperhatikan," tutur Riris, dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Senin (7/12/2020).

Baca Juga: Kasus Covid-19 di AS Melonjak, Negara Bagian California Bersiap Lockdown

Ia mengatakan pengaturan jarak dan juga alur pencoblosan di TPS wajib diperhatikan. Jangan sampai adanya kerumunan karena pemilih menumpuk di satu tempat.

"Ini tidak akan menghilangkan penularan sama sekali, tapi minimal bisa menurunkan risiko penularan," ucap lelaki berkacamata ini.

Jelang Pilkada, Ia juga menyoroti mobilitas masyarakat yang meningkat, seiring dengan dibukanya kembali kantor, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata.

"Mobilitas penduduk sudah semakin tinggi. Kita tahu bahwa virus itu nggak jalan ke mana-mana. Yang membawa virus itu ya karena orang melakukan mobilitas," ungkapnya.

Terkait angka penularan Covid-19 yang terus merangkak naik, Riris mengatakan perlu adanya evaluasi terhadap pelaksanaan protokol kesehatan.

Baca Juga: Tambah 1.331 Orang, Kasus Covid-19 DKI Jakarta Mencapai 143.961 Pasien

Jangan sampai kampanye 3M dan 3T sudah digaungkan oleh pemerintah tapi pelaksanaannya di masyarakat masih kurang.

"Jadi kalaupun kita melakukan protokol tapi tidak tahu seberapa bagus kualitasnya, ditambah mobilitas tinggi, itu resep yang sempurna untuk terjadinya penularan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI