Kasus Covid-19 di AS Melonjak, Negara Bagian California Bersiap Lockdown

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 07 Desember 2020 | 11:14 WIB
Kasus Covid-19 di AS Melonjak, Negara Bagian California Bersiap Lockdown
Ilustrasi Covid-19 (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meningkatkanya kasus Covid-19 di Amerika Serikat membuat negara bagian California bersiap melakukan lockdown paling ketat.

Dilansir ANTARA, pembatasan di California itu diperintahkan oleh Gubernur Gavin Newsom untuk diberlakukan berdasarkan per wilayah saat ranjang unit perawatan intensif rumah sakit mencapai kapasitasnya.

Newsom menyerukan agar bar, salon rambut dan kuku dan toko tato tutup lagi. Pada pukul 11.59 malam pada Minggu, daerah yang terkena dampak, termasuk California Selatan, juga diharuskan menutup restoran bahkan di luar ruangan.

Newsom, politisi Demokrat di masa jabatan pertama, mengancam menahan dana dari pemerintah daerah yang menolak melaksanakan pembatasan.

Baca Juga: Amerika Serikat Larang Impor Kapas dari China, Diduga karena Kerja Paksa

Tindakan keras itu membuat marah beberapa warga California delapan bulan setelah pandemi dan beberapa pejabat penegak hukum. Para sheriff di Los Angeles dan Riverside County mengatakan mereka tidak akan membantu memaksakan penguncian itu.

"Kantor Sheriff Riverside County tidak akan dipaksa, dirisak atau digunakan sebagai kekuatan melawan penduduk Riverside County dalam penegakan perintah gubernur," kata Sheriff Riverside County Chad Bianco dalam pesan video yang dipasang di laman departemen.

Wilayah Teluk San Francisco juga akan dikunci mulai pukul 10 malam, pada Minggu, di bawah serangkaian perintah terpisah yang dikeluarkan oleh Wali Kota London Breed.

Newsom dan Breed sama-sama dikritik tajam setelah makan malam terpisah di restoran mewah Lembah Napa, French Laundry, pada November meski berulang kali memperingatkan warga California untuk menghindari kegiatan seperti itu.

California melaporkan lebih dari 30.000 kasus baru pada Minggu, melebihi angka sebelumnya negara bagian itu yaitu 21.986 yang ditetapkan pada 4 Desember, dan menandai rekor baru untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. New Jersey, North Carolina, Virginia dan West Virginia juga mengumumkan rekor kenaikan infeksi baru dalam satu hari.

Baca Juga: Dikira Rusa, Seorang Pemburu di Amerika Serikat Tembak Orang hingga Tewas

Ketika AS berjuang di bawah gelombang mutakhir pandemi, Dr. Deborah Birx, koordinator tanggapan virus corona Gedung Putih, mengeluh pada Minggu tentang pesan beragam yang datang dari para gubernur AS.

"Saat ini, di seluruh Sun Belt, kami memiliki gubernur dan wali kota yang memiliki kasus yang setara dengan apa yang mereka alami di musim panas namun tidak menerapkan kebijakan dan mitigasi yang sama dengan yang mereka lakukan di musim panas, yang mereka tahu telah mengubah arah pandemi ini di seluruh Selatan," katanya dalam sebuah wawancara di acara Meet the Press NBC.

Presiden terpilih Joe Biden, seorang Demokrat yang mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan 3 November, mengatakan bahwa saat menjabat pada 20 Januari dia akan memberlakukan wajib menggunakan masker di tempat yang jadi otoritasnya, seperti di gedung federal dan untuk perjalanan antarnegara bagian.

Di New York City, salah satu episentrum awal pandemi AS, beberapa sekolah umum di distrik sekolah terbesar di negara itu bersiap untuk dibuka kembali untuk kelas tatap muka setiap hari pada Senin setelah penutupan seluruh kota.

Diperkirakan 190.000 anak dalam program yang ditujukan untuk anak usia dini, sekolah dasar dan siswa berkebutuhan khusus akan memenuhi syarat untuk kembali ke ruang kelas.

Negara bagian tetangga New Jersey pada akhir pekan menghentikan olahraga pemuda dalam ruangan setelah setidaknya 28 penularan menjangkiti 170 orang.

Larangan Gubernur Phil Murphy menyasar pada olahraga seperti bola basket, hoki es, dan renang, termasuk praktik berlatih dan kompetisi, hingga selekasnya 2 Januari. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI