Iyut Bing Slamet Positif Narkoba Lagi, Kenapa Pecandu Susah Berhenti?

Sabtu, 05 Desember 2020 | 14:39 WIB
Iyut Bing Slamet Positif Narkoba Lagi, Kenapa Pecandu Susah Berhenti?
Sambil menangis, mantan Penyanyi cilik Ratna Fairuz Albar atau Iyut Bing Slamet dibawa kembali masuk ke dalam saat gelar konferensi pers kasus narkotika yang melibatkan dirinya di Polres Metro Jakarta Sekatan, Sabtu, (5/12). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis Iyut Bing Slamet kembali terseret kasus narkoba. Adik Adi Bing Slamet diringkus polisi di rumahnya di kawasan Kramat Sentiong, Johar, Jakarta Pusat (3/12/2020).

Iyut Bing Slamet ditangkap dengan sejumlah barang bukti, termasuk narkoba sabu. Bahkan hasil tes urine menyatakan Iyut positif narkoba.

"Barang bukti satu klip plastik sabu sisa pakai dan handphone. Kita cek urine memang hasilnya positif," kata Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan, Kompol Wadi Sabani dihubungi Suara.com, Jumat (4/12/2020).

Penangkapan Iyut terkait kasus narkoba ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya, Iyut sudah pernah terseret kasus narkoba pada 2011 silam.

Baca Juga: Teh Oolong Bisa Netralkan Virus Corona? Begini Kata Penelitian di Jepang

Umumnya, pecandu narkoba seperti Iyut diatasi dengan cara rehabilitasi. Tapi dilansir dari Hellosehat, rehabilitasi bukanlah proses yang mudah dan bisa pula gagal. Berikut ini faktor yang menyebabkan orang kesulitan berhenti kecanduan narkoba.

Barang bukti alat hisap sabu yang dipakai mantan Penyanyi cilik Ratna Fairuz Albar atau Iyut Bing Slamet  ditunjukka saat gelar konferensi pers kasus narkotika yang melibatkan dirinya di Polres Metro Jakarta Sekatan, Sabtu, (5/12). [Suara.com/Alfian Winanto]
Barang bukti alat hisap sabu yang dipakai mantan Penyanyi cilik Ratna Fairuz Albar atau Iyut Bing Slamet ditunjukka saat gelar konferensi pers kasus narkotika yang melibatkan dirinya di Polres Metro Jakarta Sekatan, Sabtu, (5/12). [Suara.com/Alfian Winanto]

1. Memprogram ulang otak

Seseorang yang kecanduan narkoba, otaknya telah terpogram untuk menerima narkoba dan membiarkan diri kecanduan. Pecandu narkoba akan sulit berhenti karena mereka harus melawan mekanisme ini di dalam otaknya sendiri.

Rehabilitasi bertujuan untuk mengatur ulang otak supaya membantu mengurangi kecanduan dengan cara sehat. Tapi, proses ini memakan waktu yang lama.

2. Gejala putus obat

Baca Juga: Kasus Virus Corona Makin Meningkat, Penerapan 3M Harus Diperketat

Gejala putus obat (withdrawal symptoms) terjadi karena otak telah beradaptasi dengan narkoba. Gejalanya berupa cemas, lelah, mengantuk, depresi, halusinasi dan bertambahnya keinginan menggunakan narkoba.

Gejala putus obat ini berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik maupun psikologis para pecandu narkoba yang membuatnya sulit berhenti. Sehingga mereka bisa saja menghindari rehabilitasi dan kembali mengonsumsi narkoba.

3. Efek konsumsi narkoba

Rasa bahagia, kewaspadaan dan semangat yang meluap-luap setelah memakai narkoba memberikan efek yang begitu besar. Meskipun efek ini hanya berlangsung sementara, tapi hal ini membuat pecandu narkoba sulit berhenti.

Bagi mereka, tak ada cara lain yang bisa memberikan sensasi serupa. Sehingga mereka bisa mengonsumsi narkoba dalam dosis besar dan berbahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI