Suara.com - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merilis data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbaru. Sampai dengan pekan ke-49, tercatat sebanyak 95.893 orang Indonesia terinfeksi DBD dengan jumlah kematian mencapai 661 orang.
Saat ini Kasus DBD telah tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi dengan kasus kematian akibat DBD terjadi di 219 kabupaten/kota.
Sementara itu, lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi adalah Buleleng dengan 3.313 orang, Badung 2.547 orang, Kota Bandung 2.363 orang, Sikka 1.786 orang, dan Gianyar 1.717 orang.
Hingga 30 November 2020, ada 51 penambahan kasus DBD baru dan satu penambahan kasus kematian akibat DBD.
Baca Juga: Kasus Meningkat, 2 Anak Penderita DBD di Kulon Progo Meninggal
Sebanyak 73,35 persen atau 377 kabupaten/kota sudah mencapai Incident Rate (IR) kurang dari 49/100.000 penduduk.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, Didi Budijanto mengatakan selain kasus pandemi Covid-19 terus bertambah, Indonesia saat ini juga tengah berjuang melawan kasus DBD.
Dia pun mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. M pertama adalah menguras penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.
"Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut," ujar Didi dalam pernyataanya seperti dikutip pada laman resmi Kemenkes RI, Jumat (4/12/2020).
M selanjutnya adalah menutup menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak adanya genangan air, karena itu berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Baca Juga: Kronologis Surya Paloh Positif Corona, Berawal dari Sembuh DBD
M ketiga memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), dengan disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
"Kita perlu bergotong royong semua pihak dengan sama-sama membersihkan lingkungan sekitar rumah. Dan hal tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, dan tepat sasaran," tegas dia.
Pemerintah juga telah mengupayakan pengendalian DBD dengan melaksanakan gerakan 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) di 131 kabupaten/kota sebanyak 7.454 koordinator Jumantik, 5.620 supervisor Jumantik,dan 1.109 kader Jumantik pelabuhan.
"Di Indonesia DBD menyerang laki-laki sebanyak 53,11% dan perempuan sebanyak 46,89%. Jadi siapapun bisa kena. Kita harus waspadai tanda dan gejala DBD. Segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat bila curiga DBD," tutupnya.