Gejala Diabetes Tipe 2, Waspadai Polidipsia Setelah Minum!

Jum'at, 04 Desember 2020 | 11:01 WIB
Gejala Diabetes Tipe 2, Waspadai Polidipsia Setelah Minum!
Ilustrasi minum, haus (Pixabay/Engin_Akyurt
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diabetes tipe 2 salah satu penyakit yang jarang menunjukkan gejala jelas di awal. Tapi, salah satu tanda Anda memiliki kadar gula darah tinggi dan diabetes tipe 2 adalah polidipsia.

Polidipsia adalah istilah yang digunakan untuk rasa haus berlebihan yang merupakan salah satu gejala awal diabetes tipe 2.

Gejala ini biasanya juga disertai dengan kekeringan sementara waktu atau berkepanjangan pada mulut. Tapi, Anda juga belum tentu menderita diabetes tipe 2 bila sering merasa haus.

Karena, dehidrasi juga bisa dikaitkan dengan ebberapa faktor. Jika Anda merasa haus sepanjang waktu dan tetap berlanjut setelah Anda minum, itu bisa menjadi pertanda masalah kesehatan.

Baca Juga: Benarkah Vitamin dan Mineral Bisa Cegah Virus Corona?

Peningkatan rasa haus pada penderita diabetes terkadang bisa mengindikasikan gula darah tinggi dan tidak.

Diabetes tipe 2 (Pixabay/stevepb)
Diabetes tipe 2 (Pixabay/stevepb)

Adapun tanda-tanda lain kadar gula darah tinggi dilansir dari Express, antara lain:

  1. Sering buang air kecil
  2. Kelelahan
  3. Penglihatan kabur
  4. Penurunan berat badan yang tak disengaja
  5. Infeksi berulang, seperti sariawan, infeksi kandung kemih dan infeksi kulit
  6. Nyeri perut
  7. Merasa sedang sakit dan nafas berbau buah

Menurut NHS, Anda harus menemui dokter jika memiliki salah satu gejala diabetes tipe 2 di atas atau sudah memiliki salah satu faktor risiko.

"Anda mungkin membutuhkan tes darah di pusat kesehatan setempat. Semakin dini diabetes didiagnosis maka semakin cepat pengobatan dimulai dan lebih baik," jelas NHS.

Cara mengatasi gejala diabetes

Baca Juga: Dadang Hawari Meninggal Dunia karena Virus Corona

Kunci untuk mengendalikan diabetes tipe 2 dan mencegah risiko komplikasi lebih lanjut adalah menstabilkan kadar gula darah.

Dalam hal ini, diet memainkan peran kunci dalam mengelola kadar gula darah karena asupan karbohidrat yang bertanggung jawab atas lonjakan kadar gula darah.

Karbohidrat dipecah menjadi gula darah (glukosa) relatif cepat. Karena itu, karbohidrat memiliki efek yang lebih nyata pada kadar gula darah.

Karbohidrat kompleks adalah pilihan yang lebih aman daripada karbohidrat sederhana karena memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, yang berarti dampaknya secara langsung lebih kecil.

Anda harus mengacu pada indeks glikemik (GI) untuk menghindari penyebab terburuknya. GI adalah sistem peringkat untuk makanan yang mengandung karbohidrat.

GI ini menunjukkan seberapa cepat setiap makanan mempengaruhi kadar gula darah (glukosa) saat makanan itu dikonsumsi. Makanan karbohidrat yang dipecah oleh tubuh akan menyebabkan peningkatan glukosa darah secara cepat.

Adapun makanan dengan GI tinggi meliputi makanan manis, minuman manis, roti putih, kentang dan nasi putih.

Makanan GI rendah atau sedang dipecah lebih lambat dan menyebabkan peningkatan bertahap pada kadar gula darah termasuk buah dan sayuran serta makanan gandum utuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI