Jumlah Vaksin Covid-19 Terbatas, Pakar Imunisasi: 3M Tak Boleh Ditinggalkan

Kamis, 03 Desember 2020 | 16:34 WIB
Jumlah Vaksin Covid-19 Terbatas, Pakar Imunisasi: 3M Tak Boleh Ditinggalkan
Ilustrasi memakai masker. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Distribusi vaksin Covid-19 tengah ditunggu untuk menghentikan pandemi. Namun meski vaksin diyakini mampu berikan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus, protokol kesehatan 3M harus tetap disiplin dilakukan karena ketersediaan vaksin yang terbatas.

"Kita semua harus sadar, kapasitas produksi vaksin tidak akan cukup untuk semua penduduk, sudah pasti vaksinasi nantinya akan bertahap. Sehingga 3M harus tetap kita jalankan," kata dokter Jane dalam webinar Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (3/12/2020).

Walaupun nantinya telah divaksinasi Covid-19, lanjut Jane, seseorang tidak akan langsung terlindungi 100 persen. Sehingga 3M berupa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus menjadi budaya dalam keseharian.

Terkait program vaksinasi nanti, menurutnya, Pemerintah akan memberi aturan mengenai yang akan bertugas memberikan vaksinasi dan siapa yang diberikan vaksin secara bertahap.

Baca Juga: Kabar Baik, Minggu Depan Negara Ini Jadi Pertama Gunakan Vaksin Covid-19

“Tentu nantinya ada aturan kapan vaksinasinya, di mana, dan siapa. Tentu siapanya ini tidak semua orang, itu yang harus kita mengerti. Karena vaksin yang ada baru untuk kelompok tertentu, seperti misalnya yang diprioritaskan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu," paparnya.

Menurut Jane, tenaga kesehatan menjadi salah satu kelompok prioritas mendapatkan vaksin karena rentan tertular dari pasien yang dirawatnya.

Namun, mencegah paparan virus corona tetap bisa dilakukan selama vaksin belum selesai diteliti. Jane menyampaikan, untuk memutus rantai penularan Covid-19 cukup lakukan dengan sederhana. Seperti tidak keluar rumah jika tidak dalam keadaan mendesak.

"Ini sudah terbukti di Thailand, sudah lima bulan tidak ada penularan antar penduduk. Kasus Covid-19 itu hanya berasal dari pendatang. Pendatang yang masuk Thailand di screening dan apabila positif, dikarantina dua minggu," tuturnya.

Sayangnya langkah tersebut belum bisa diterapkan di Indonesia, kata Jane.

Baca Juga: Selain Inggris dan AS, Singapura Juga Jajaki Pembelian Vaksin Moderna

"Karena orangnya belum disiplin. Kalau semua bisa disiplin saya yakin Indonesia bisa seperti Thailand," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI