Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menyatakan bahwa pemerintah berencana menerapkan kebijakan sekolah tatap muka pada Januari 2021. Hal ini tentu menimbulkan banyak pro dan kontra dari masyarakat.
Dalam menanggapi rencana tersebut, Prof. Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Covid-19 IDI menyayangkan rencana pembukaan sekolah. Menurutnya, sekolah tatap muka masih berisiko jika berkaca dengan pembukaan pesantren yang telah meningkatkan kasus.
"Pesantren dan sekolah kan hampir sama, pesantran sudah lama dibuka, dan terbutkti banyak yang terinfeksi, masa kita enggak belajar dari pesantren ini untuk diterapkan di sekolah," kata Profesor Zubairi dalam Talk Show yang diunggah melalui Channel YouTube Narasi TV, Kamis (3/12/2020).
"Jadi mohon ya, sekolah dibukanya ditunda," imbuhnya.
Baca Juga: Satgas Sebut Rumah Sakit Makin Dipenuhi Pasien Covid-19
Pembukaan sekolah lebih dikhawatirkan dengan kecenderungan infeksi Covid-19 tanpa gejala pada anak-anak.
Setidaknya menurut penelitian yang terbit pada jurnal CMAJ menunjukkan bahwa 30 persen anak-anak yang terinfeksi Covid-19 tak mengembangkan gejala. Hal ini yang membuat khawatir bahwa anak-anak bisa menularkan virus tanpa diketahui ketika sekolah telah dibuka.
Belajar dari beberapa negara yang telah membuka sekolah seperti di Montreal, Kanada menunjukkan bahwa jumlah kluster Covid-19 anak-anak meningkat usai sekolah tatap muka dibuka. Hal ini dinyatakan oleh Presiden Asosiasi Ahli Mikrobiologi Penyakit Menular Quebec, Karl Weiss.
Melansir dari The Conversation, sebuah laporan oleh Kementerian Kesehatan Israel juga menyimpulkan bahwa pembukaan kembali sekolah memainkan setidaknya beberapa peran dalam mempercepat epidemi di negara tersebut.
Sekolah dapat berkontribusi pada penyebaran virus corona, namun bisa jadi tidak jika tingkat penularan di masyarakat rendah.
Baca Juga: Jelang Pengamanan Pencoblosan Pilkada, 30 Polisi Reaktif Covid-19
Sementara di Republik Ceko, lonjakan kasus yang cepat setelah pembukaan kembali sekolah membuat walikota Praha menyebut sekolah sebagai tempat penukaran Covid-19.