Suara.com - Makanan merupakan bahan bakar tubuh agar tetap berfungsi secara optimal. Jadi, wajar apabila tubuh akan merasa lapar selama beberapa jam sekali.
Tetapi jika perut Anda terus-menerus keroncongan, bahkan setelah makan, artinya ada sesuatu yang terjadi pada kesehatan atau kebiasaan buruk Anda.
Istilah medis untuk perasaan lapar ekstrim adalah polifagia. Dilansir WebMD dan Mens Health, berikut masalah kesehatan yang menyebabkan tubuh sering lapar:
1. Diabetes
Baca Juga: Suami Istri Terancam Penjara 194 Tahun, Anak Disiksa dan Dibuat Kelaparan
Pada penderita diabetes, glukosa yang seharusnya diubah menjadi energi justru tidak bisa mencapai sel. Ini menyebabkan tubuh mengeluarkannya dan 'menyuruh' Anda makan lebih banyak.
Terutama pada penderita diabetes tipe 1, yang mungkin akan mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dan tetap menurunkan berat badan.
2. Gula darah rendah
Hipoglikemia, kondisi ketika glukosa dalam tubuh turun ke tingkat yang sangat rendah. Ini masalah umum bagi penderita diabetes, tetapi masalah kesehatan lain juga dapat menyebabkannya, seperti hepatitis, gangguan ginjal, hingga tumor neuroendokrin di pankreas.
3. Kurang tidur
Baca Juga: Studi: Kesepian dan Kelaparan Hasilkan Respons Serupa di Otak
Tidak cukup istirahat dapat memengaruhi hormon dalam yang mengontrol rasa lapar. Orang yang kurang tidur memiliki nafsu makan yang lebih besar dan merasa lebih sulit untuk merasa kenyang.
Anda juga cenderung menginginkan makanan tinggi lemak dan kalori saat lelah.
4. Sering mengonsumsi minuman pengganti makanan
Kebanyakan minuman dengan label 'pengganti makan' dalam kemasan, seperti protein shake, atau smoothie buah tidak akan membuat Anda kenyang dalam waktu lama.
Alasannya, cairan tersebut akan keluar dari perut dalam waktu kurang dari satu jam, kata ahli gastroenterologi Scott D. Levenson, MD, direktur Pusat Medis Perawatan Pencernaan di San Carlos, California.
Sedangkan makanan padat membutuhkan waktu dua hingga empat jam untuk dikeluarkan.
5. Sering konsumsi minuman manis kemasan
Soda, es teh, dan minuman manis lainnya penuh dengan sirup jagung fruktosa tinggi, yang dikaitkan dengan rasa kenyang yang lebih rendah.
Sebab, mengonsumsi fruktosa menghalangi kemampuan otak untuk memproses sinyal dari hormon leptin, atau hormon 'kenyang', yang memberi tahu ketika tubuh sudah cukup makan.