Tak Hanya Rawat Fisik, Dokter Juga Harus Rawat Psikologis Pasien Covid-19

Rabu, 02 Desember 2020 | 18:08 WIB
Tak Hanya Rawat Fisik, Dokter Juga Harus Rawat Psikologis Pasien Covid-19
Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter termasuk kelompok yang paling rentan tertular virus corona. Apalagi dokter yang ditugaskan untuk merawat pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta atau komorbid. 

Seperti yang dialami dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Erika, Sp. JP. FIHA.

Hingga kini, Erika mengaku masih merasa khawatir jika dirinya akan terpapar virus corona Covid-19 dan menularkan ke keluarga di rumah.

"Jujur, rasa takut terpapar Covid-19 masih ada sampai sekarang. Namun pengalaman merawat pasien sampai melihat mereka sembuh mengalahkan rasa takut saya", cerita Erika dalam webinar Dialog Produktif dati Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (02/12/2020).

Baca Juga: Bertambah Ratusan, RSD Wisma Atlet Hari Ini Rawat 3.355 Pasien Corona

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Erika, Sp. JP. FIHA (Screengrab/Lilis)
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Erika, Sp. JP. FIHA (Screengrab/Lilis)

Sebagai dokter spesialis jantung, Erika seringkali bertemu pasien Covid-19 dengan masalah komorbid jantung yang kondisi kesehatannya rentan memburuk. 

"Pasien Covid-19 dengan komorbid jantung dan hipertensi cukup tinggi. Pasien komorbid jantung secara otomatis menciptakan problem tersistematis yang perawatannya jauh lebih sulit daripada yang tanpa komorbid," katanya.

Erika juga bercerita bagaiman pasien Covid-19 yang diisolasi mandiri di rumah sakit tidak bisa dijenguk oleh keluarganya. Di saat yang sama, mereka akan mengalami tekanan psikologis karena jauh dari keluarga dan di kelilingi orang asing.

"Jadi kita sebagai dokter selain merawat dari sisi medis memberika obat-obatan, kita juga harus menyemangati dari sisi psikologinya. Karena pasien-pasien dengan semangat bagus, ceria, itu sangat menunjang proses penyembuhan dan mempercepat proses penyembuhan," tuturnya.

Dalam webinar yang sama, Anggota Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K)., Msi, menjelaskan bahwa Covid-19 tidak pandang bulu.

Baca Juga: 5 Provinsi Ini Menuai Pujian dari Satgas Covid-19, Sumsel Tak Terima

Ia menyampaikan bahwa 60,4 persen pasien Covid-19 yang meninggal dunia, berusia 19 sampai 59 tahun. "Ini umur yang rentan karena mereka aktif di luar rumah dengan berjualan, bermain, dan segala aktivitas lainnya," ujarnya.

Soejatmiko juga menyampaikan bahwa Covid-19 bisa dicegah dengan melakukan gerakan 3T dan 3M serta cakupan vaksinasi hingga 70 persen. Dengan begitu diharapkan penularan infeksi corona akan terhambat, pandemi pun melambat, dan ekonomi akan kembali meningkat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI