"Kami telah mengikuti produsen vaksin secara global, tapi perusahaan ini telah mencapai kemajuan yang sangat tinggi," ujar Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha.
Ketimbang Pfizer, vaksin produksi AstraZeneca diklaim lebih unggul karena tidak harus disimpan dalam suhu ultra-dingin, selain harganya lebih terjangkau.
Penandatangan kontrak itu dilakukan langsung Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan telah mendapatkan persetujuan kabinet pada 17 November lalu.
"Pengadaan vaksin tersebut akan dilakukan mulai pertengahan 2021," ujar juru bicara pemerintah Thailand, Traisuree Taisaranakul.
Seperti Thailand, Filipina yang menargetkan dapat memvaksin 60 juta orang dalam dua tahun ke depan juga menjalin kerja sama pengadaan 2,6 juta dosis vaksin dengan AstraZeneca.
Jumat lalu, 30 perusahaan Filipina meneken kerja sama pembelian vaksin dengan AstraZeneca.
Puluhan perusahaan itu akan menyumbangkan sebagian besar dosis vaksin kepada negara, demi berakhirnya pandemi dan pemulihan ekonomi.
Sementara Singapura akan memperoleh vaksin ARCT-021 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Arcturus Therapeutics Holdings Inc pada kuartal pertama tahun depan.
Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura (EDB) telah meneken perjanjian kerja sama dengan perusahaan tersebut senilai UGD220 juta.
Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Ini Strategi Ditjen Pajak Kejar Penerimaan 2021
Negara-negara ASEAN berharap jutaan dosis vaksin yang telah dipesan itu dapat mempercepat pemulihan kondisi kesehatan dan ekonomi masyarakat akibat virus yang berasal dari kota Wuhan, China tersebut. [Anadolu Agency]