
Jadi, peneliti kembali memperhitungkan reaktivitas silang tersebut dan menemukan 84 dari 90 sampel yang diuji memiliki antibodi spesifik untuk SARS-CoV-2.
Para peneliti menggunakan tes yang sangat akurat untuk antibodi SARS-CoV-2. Tetapi bahkan tes seperti ini masih menghasilkan sejumlah kecil hasil positif palsu.
"Namun, jumlah hasil positif dalam studi baru ini lebih tinggi dari yang diharapkan dari hasil positif palsu saja," tulis peneliti.
Tetapi, untuk mengonfirmasi temuan ini, peneliti mengatakan mereka perlu menguji jejak materi genetik dari virus SARS-CoV-2 dalam jaringan manusia, air liur atau sampel darah pada saat itu.