Studi: Pengaruh Hormon Seks pada Keparahan Covid-19, Perempuan Diuntungkan!

Selasa, 01 Desember 2020 | 19:55 WIB
Studi: Pengaruh Hormon Seks pada Keparahan Covid-19, Perempuan Diuntungkan!
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang profesor psikiatri di University of Illinois di Chicago, Graziano Pinna melakukan penelitian pengaruh hormon seks pada tingkat kematian Covid-19 yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita.

Melansir dari Medical News Today, temuannya telah dipublikasikan di jurnal Trends in Endocrinology & Metabolism.

Selain penyakit yang mendasari, laki-laki lebih cenderung mengalami keparahan daripada perempuan. Menurut temuan yang diterbitkan sebelumnya di Frontiers in Public Health, pria cenderung memiliki gejala dan komplikasi Covid-19 yang lebih parah daripada wanita.

Rasio kematian akibat Covid-19 pada pria dan wanita adalah 1,35. Artinya untuk setiap 100 perempuan yang meninggal dunia akibat Covid-19 maka ada 135 pria akan meninggal. Rasio naik dan turun seiring bertambahnya usia, memuncak pada perbandingan 2,56 terutama pada pria di kelompok usia 60-69 tahun.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Gubernur dan Wagub DKI Jakarta Positif, Bukti Pandemi Ada

Dalam hal ini, hormon seks mungkin memengaruhi perbedaan tersebut. Steroid reproduksi yang juga dikenal sebagai hormon seks dimungkinkan memainkan peran penting dalam tubuh. Hormon ini termasuk estrogen dan progesteron.

Virus Corona Covid-19 masih menjadi momok di China, dengan jumlah korban terus mengalami peningkatan. (Shutterstock)
Virus Corona Covid-19 masih menjadi momok di China, dengan jumlah korban terus mengalami peningkatan. (Shutterstock)

Steroid seks perempuan tidak hanya penting untuk reproduksi, tetapi rasionya terhadap testosteron juga dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular. Kadar hormon seks juga dapat memengaruhi fungsi kognitif dan suasana hati.

"Progesteron dan allopregnanolone dapat memblokir reaksi berlebihan yang luar biasa dari sistem inflamasi, menekannya dan menghindari ekspresi berlebihan dari sitokin pro-inflamasi," kata peneliti, Graziano Pinna.

Pinna percaya bahwa steroid seks perempuan adalah faktor dalam perlindungan Covid-19.

Dia menulis tentang kasus di mana perempuan hamil yang dites positif Covid-19 sering kali tanpa gejala atau memiliki gejala ringan saat mereka datang untuk melahirkan. Namun, setelah melahirkan dan mengalami penurunan kadar hormon, perempuan tersebut dengan cepat mengalami gejala Covid-19 yang parah.

Baca Juga: Angka Kematian Corona di Jawa Tengah Meroket 134,1 Persen

"Hormon yang membantu mempertahankan kehamilan, seperti progesteron, 100 kali lebih terkonsentrasi pada trimester ketiga kehamilan. Estradiol, allopregnanolone, dan progesterone semuanya memiliki fungsi antiinflamasi yang penting dan terlibat dalam pengaturan ulang sistem kekebalan," ujar Pinna. 

"Wanita hamil 15 kali lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat Covid-19 dibandingkan wanita lain," imbuhnya.

Perempuan hamil yang mengembangkan Covid-19 biasanya memiliki hasil yang lebih baik daripada perempuan yang tidak hamil. Dalam hal ini, peneliti percaya bahwa kasus tersebut menjelaskan mengapa perempuan umumnya lebih baik daripada pria dalam menghadapi Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI